Buah Bibir
Api Adyantari Lepas Stres dengan Menggambar, Tuangkan Kreativitas di Atas Kertas
“Aku itu dulu enggak suka menggambar karena pas sekolah sering remidi. Mungkin karena sistem di sekolah itu gambarnya disetir guru ya,”
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tidak pernah terbayangkan oleh Api Adyantari (28) bahwa dirinya akan menyukai aktivitas menggambar.
Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, perempuan yang akrab disapa Api itu tidak suka dengan menggambar, apapun.
Bahkan untuk mencoret-coret buku gambar saja dia enggan. Hal ini lantaran dirinya pernah memiliki masa lalu yang kurang mengenakkan.
“Aku itu dulu enggak suka menggambar karena pas sekolah sering remidi. Mungkin karena sistem di sekolah itu gambarnya disetir guru ya,” ungkapnya kepada Tribun Jogja, Jumat (2/4/2021).
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di DI Yogyakarta Saat Bulan Ramadhan Rencananya Digelar Pada Pagi Hari
Api menyukai gambar yang lebih mengutamakan seni dan keindahan. Jika diminta sang guru mengarsir suatu bagian, dia suka menyelaraskan dengan kreativitas yang ia miliki.
“Misalnya kalau menggambar arsir itu kan semuanya harus diarsir, melengkung-melengkung gitu enggak boleh,” kata perempuan yang menjadi dosen di salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di DI Yogyakarta ini.
Karena hal itu, Api harus mengulang untuk pelajaran seni. Apabila tidak, nilai yang ia dapatkan juga sangat mepet dengan batas kenaikan kelas.
Dari situ, sudah tertancap di benaknya bahwa dia tidak bisa mempelajari seni. Bahkan, Api menilai gambarannya jelek dan tidak pernah sesuai dengan apa yang diinginkan guru.
Namun ternyata, dengan menggambar, dia bisa menjadi pribadi yang lebih rileks.
Rasa cemas yang pernah dia alami semasa mengerjakan tesis saat kuliah di Taiwan perlahan sirna dengan membebaskan diri mencoret di atas kertas.
“Ya, itu ada momen harus ke psikolog kan karena stres sekitar tahun 2018. Terus sama psikolognya, aku harus membuat badan ini rileks. Awalnya aku juga gak ngerti bagaimana,” ucap Api.
Ahli psikologi yang ia datangi itu meminta dia untuk melakukan hal yang ia senang. Dia semakin bingung dengan instruksi tersebut.
Sebab, Api merasa tidak memiliki hobi khusus yang bisa ia tekuni. Olahraga pun juga tidak rutin, apalagi berkebun.
Solusi itu kemudian datang tatkala psikolog menganjurkannya untuk menggambar.