Pendidikan

Pakar Kebijakan Pendidikan Pertanyakan Kesiapan Sekolah Tatap Muka Mulai Juli

Menurut Dr Arif Rohman, MSi, kebijakan dunia pendidikan di masa pandemi harus bergantung pada kesehatan.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana menggelar kembali sekolah tatap muka mulai tahun ajaran baru 2021-2022.

Hal ini seiring dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang memberikan lampu hijau dilaksanakannya sekolah tatap muka mulai Juli 2021.

Pakar Kebijakan Pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Dr Arif Rohman, MSi mempertanyakan pertimbangan dipilihnya kebijakan tersebut.

Menurutnya, kebijakan dunia pendidikan di masa pandemi harus bergantung pada kesehatan.

Baca juga: Tak Bisa Serentak, Sekolah Tatap Muka di DI Yogyakarta Harus Terapkan Skema Uji Coba Terlebih Dahulu

Satu di antaranya, seluruh guru, tenaga kependidikan, dan setiap orang yang berpotensi berinteraksi dengan siswa harus terlebih dahulu memperoleh vaksinasi.

"Kalau vaksin siap otomatis pembelajaran tatap muka juga siap. Kebijakan itu tergantung bidang kesehatan. Pendidikan dan kesehatan ini harus ada keterkaitan. Kalau sudah divaksin semua, tatap muka jadi suatu kewajaran. Kalau belum, maka menjadi pertanyaan," ucapnya kepada Tribunjogja.com.

Menurut Arif, tidak hanya guru yang perlu mendapat vaksinasi, tetapi juga tenaga kependidikan dan orang-orang yang berpotensi berinteraksi dengan para siswa, termasuk sektor transportasi.

"Yang berinteraksi dengan anak-anak ini tetap berisiko. Ini tetap berisiko bagi anak-anak. Menggelar (sekolah) tatap muka Juli juga pertimbangannya apa, apakah ujian semester. Kalau ujian semester perlu disiapkan, kalau enggak anak-anak akan kaget," bebernya.

Arif menyampaikan, waktu efektif bagi sekolah tatap muka dibuka kembali adalah pada pertengahan Juli.

"Kalau sesuai kalender akademik, pertengahan Juli. Itu juga perlu ada sosialisasi kepada masyarakat. Apa pertimbangannya dibuka. Perlu ada antisipasi yang ganda," imbuhnya.

Baca juga: Uji Coba Sekolah Tatap Muka Jenjang SMA Akan Digelar April, Ini Pertimbangan Disdikpora DIY

Antisipasi hadapi bulan puasa dan lebaran

Arif mengingatkan, pemerintah tidak serampangan dan terlalu cepat menetapkan pembelajaran tatap muka kembali.

Terlebih, ke depan umat muslim akan menghadapi bulan puasa. Menurutnya, vaksinasi ketika puasa juga dapat menimbulkan masalah, sebab ada sebagian paham keagamaan yang tidak memperbolehkan suntik vaksin ketika puasa.

"Ini perlu diantisipasi. Lalu juga lebaran libur, yang divaksin sedang mudik. Perlu dipertimbangkan kendala-kendalanya di lapangan," tandasnya. ( Tribunjogja.com

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved