Kondisi Mal di DI Yogyakarta setelah Satu Tahun Pandemi, Merchant Tidak Lanjut Sewa

Satu tahun pandemi di Indonesia, banyak tenant mal di DI Yogyakarta yang memilih untuk tidak lagi beroperasi.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA/Ardhike Indah
Sejumlah tenant di Hartono Mall yang tampak tutup 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Satu tahun pandemi di Indonesia, banyak tenant mal di DI Yogyakarta yang memilih untuk tidak lagi beroperasi.

Bahkan, baru-baru ini, publik dikagetkan dengan Centro Departement Store yang tidak lagi buka di Plaza Ambarrukmo per 17 Maret 2021.

Banyak spekulasi mengapa Centro Departement Store yang sudah menjadi tempat jujugan fesyen masyarakat Yogyakarta selama 15 tahun itu tutup.

Salah satu isu yang paling gencar adalah ritel tersebut juga merasakan dampak pandemi virus corona.

Tribun Jogja memantau kondisi sejumlah mal di DIY.

Tidak dapat dipungkiri, ada beberapa tenant yang tidak lagi buka di mal atau bahkan tidak buka lagi di DIY.

Di Hartono Mall misalnya, setidaknya ada tiga tenant makanan yang tidak lagi menyajikan kuliner andalan.

General Manager Hartono Mall, Dian Widiyanti membenarkan hal tersebut.

Ia menjelaskan bahwa tenant yang tutup itu tidak melanjutkan masa sewa di mal yang terletak di area Ring Road Utara itu.

“Periode kontrak kami 5 tahunan. Rata-rata tenant buka tahun 2015-2016, sehingga memang tahun 2020-2021 sudah habis masa kontraknya,” ungkap Dian kepada Tribun Jogja, Selasa (23/3/2021).

Baca juga: Apersi Jateng & DIY: Mewujudkan Rumah untuk MBR Butuh Sinergi Stakeholder

Baca juga: Jelang Ramadhan, Harga Cabai di Sleman Masih Tinggi 

Kondisi merchant yang tidak lagi beroperasi atau melanjutkan sewa di mal di DIY ini memang bisa diprediksi.

Pandemi virus corona yang menghantam Indonesia, tidak terkecuali DIY berpengaruh ke semua lini, tidak terkecuali merek-merek yang mejeng di etalase mal.

“Dampak langsungnya tentu ini karena pandemi. Omset menurun, jadi usaha tutup. Diduga memang banyak merchant yang menjual produk non pangan memilih untuk tutup,” ucap Pakar Ekonomi, Dr Drs Y Sri Susilo MS.

Dosen Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan, Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE), Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) itu menjelaskan, pandemi memberikan efek domino.

Bagi merchant yang sudah mengalami penurunan sebelum pandemi, maka masa seperti ini adalah puncak dari turunnya omset.

Dia mencontohkan, departement store yang menyasar masyarakat menengah keatas, akan rentan gulung tikar.

Ini berbeda keadaannya dengan departement store yang memiliki pasar masyarakat menengah ke bawah.

Mereka mungkin saja bisa bertahan di masa pandemi lantaran mengikuti pasar riil di DIY.

“Tiga tahun sebelum pandemi, mahasiswa saya pernah survey beberapa departement store atau ritel fesyen di DIY. Hasilnya cukup menarik,” katanya.

Dijelaskannya, untuk departement store yang menyasar kalangan menengah ke bawah, ada cukup banyak orang yang membeli produk di retail tersebut.

Apabila ada 10 orang yang masuk, maka setidaknya ada 6-7 orang yang keluar membawa tas berlogo departement store itu.

“Itu kan artinya mereka belanja,” ungkapnya.

Sementara, untuk departement store dengan pasar masyarakat menengah keatas, hanya ada 1-3 orang yang membeli barang, dari 10 orang yang berjalan-jalan.

Survei tersebut dilakukan di akhir pekan, Jumat, Sabtu dan Minggu.

Ia berharap, departement store untuk warga menengah keatas bisa bertahan di masa pandemi ini.

“Selain ritel fesyen, usaha food and beverages juga terdampak di awal pandemi. Namun, saya kira ada pergerakan saat ini. Sehingga, mereka masih mampu bertahan,” tandasnya.

General Manager Plaza Ambarrukmo, Surya Ananta mengakui, selama masa pandemi, masyarakat memiliki kebutuhan pokok sendiri.

Di masa pandemi, siapapun pasti akan mengutamakan sektor pokok terlebih dahulu untuk dipenuhi.

Tidak heran, sejumlah ritel fesyen ikut terimbas karena permintaan yang kurang. (Tribunjogja/Ardhike Indah)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved