Erupsi Gunung Merapi
UPDATE Gunung Merapi, Awan Panas Guguran Terlihat Meluncur 700 Meter Rabu 17 Maret 2021
Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran pukul 14.20, Rabu (17/3/2021). Luncuran awan panas guguran tersebut
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Gunung Merapi meluncurkan awan panas guguran pukul 14.20, Rabu (17/3/2021).
Luncuran awan panas guguran tersebut tercatat di seismogram Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dengan amplitudo 31 mm dan durasi 62 detik.
Sedangkan, estimasi jarak luncur sejauh 700 meter dan visual berkabut.
Baca juga: UPDATE Covid-19 DI Yogyakarta: Bertambah 270 Pasien Positif, Sleman Dominasi Penambahan Kasus
BPPTKG juga merilis hasil pengamatan Gunung Merapi siang hari, Rabu (17/3/2021) pukul 06:00-12:00.
Secara meteorologi, cuaca cerah berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah timur dan barat.
Suhu udara 20-28 °C, kelembaban udara 69-87 %, dan tekanan udara 627-709 mmHg.
Di periode tersebut, teramati empat kali guguran lava dengan jarak luncur maksimal 900 meter ke arah barat.
Intensitas guguran lava ini lebih sedikit daripada yang terjadi di dini hari.
Visual gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III.
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50 m di atas puncak kawah.
Gempa guguran terjadi 38 kali dengan amplitudo 3-57 mm berdurasi 12-91 detik.
Gempa hembusan, tercatat ada dua kali dengan amplitudo 2-3 mm berdurasi 10-15 detik.
Kemudian, gempa hybrid terjadi dua kali, amplitudo 3 mm dan durasi 6 detik.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan tingkat aktivitas Gunung Merapi masih berada di level III atau siaga.
Saat ini, potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas masih berada di sektor selatan hingga barat daya.
Di antaranya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km dan pada sektor tenggara yaitu sungai Gendol sejauh 3 km.
Bila terjadi erupsi eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
“Masyarakat sebaiknya tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya,” kata Hanik.
Ia meminta warga untuk tetap mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Baca juga: Sebanyak 5.783 dari 46.000 Lansia di Kota Yogyakarta Sudah Jalani Vaksinasi Covid-19
Penambangan di alur sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
Juga, pelaku wisata direkomendasikan tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” jelasnya. (ard)