Pendidikan

Khawatir Prestasi Turun, Disdikpora Gunungkidul Usulkan Pertemuan Konsultatif Guru-Pelajar

Pembelajaran secara online (daring) dianggap kurang optimal dalam memberikan pemahaman materi pelajaran bagi pelajar.

Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Alexander Ermando
Plt Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Gunungkidul Eddy Praptono 

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Setahun sudah pelajar menjalani aktivitas pembelajaran online.

Kekhawatiran akan menurunnya nilai akademis pelajar pun menyeruak, seperti yang diutarakan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul.

Plt Kepala Disdikpora Gunungkidul Eddy Praptono menyampaikan Ujian Nasional (UN) akan diganti dengan istilah Assessment sebagai penentu penilaian.

"Assessment pengganti ujian ini akan dikoordinasikan oleh Disdikpora DIY," katanya pada Senin (15/03/2021).

Baca juga: Perkembangan Kasus COVID-19 di Gunungkidul Disebut Mulai Terkendali

Menurut Eddy, pihaknya sudah melakukan uji coba ke pelajar yang akan menjalani Assessment tersebut.

Namun hasilnya ternyata kurang memuaskan.

Ia menengarai pembelajaran secara online (daring) jadi penyebab.

Pasalnya, sistem tersebut dianggap kurang optimal dalam memberikan pemahaman materi pelajaran bagi pelajar.

"Itu sebabnya kami mengusulkan adanya pertemuan tatap muka antara guru dan pelajar, tapi sifatnya konsultatif," jelas Eddy.

Ia menjelaskan, pertemuan konsultatif lebih bersifat pendampingan guru ke pelajar yang akan menghadapi Assessment.

Baca juga: Percepat Penelusuran Covid-19, Dinkes Gunungkidul Upayakan Pemeriksaan Sampel Swab Mandiri

Terutama berkaitan dengan soal-soal yang mungkin akan diujikan.

Eddy memastikan wacana tersebut tak akan bertentangan dengan instruksi Gubernur soal Belajar Dari Rumah (BDR).

Pasalnya pertemuan konsultatif ini akan tetap ada batasan sesuai protokol kesehatan (prokes).

"Jumlah pelajar yang datang dibatasi, tidak satu kelas penuh. Nanti pertemuan bisa dilakukan secara bergiliran," ujarnya.

Eddy pun menyebut pembelajaran tatap muka tetap esensial diperlukan demi meningkatkan pemahaman.

Apalagi nantinya itu terkait dengan prestasi pelajar dan kualitas pendidikan.

Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul, Supriyadi menyatakan aktivitas belajar tatap muka perlu dilakukan kembali.

Baca juga: Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Bagi Nakes di Gunungkidul Sudah Melebihi Target

Ia mengaku menerima banyak keluhan.

"Pelajar hingga wali merasa tidak puas dengan sistem daring tersebut, karena dianggap tak efektif," katanya beberapa waktu lalu.

Menurut Supriyadi, belajar tatap muka bisa dilakukan selama faktor prokes tetap diperhatikan, antara lain membatasi durasi pembelajaran dan jumlah pelajar yang hadir.

Ia menilai secara umum, sekolah di Gunungkidul sudah siap untuk belajar tatap muka.

Hal itu didasarkan pada komunikasi dengan Disdikpora.

"Kami juga melakukan pengecekan dan sejumlah sekolah menyatakan sanggup menjalankan protap (prosedur tetap) sesuai prokes," ujar Supriyadi.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved