Dinas Pariwisata DIY Optimis Vaksinasi Covid-19 Tingkatkan Kunjungan Wisatawan Hingga 17 Ribu
Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memproyeksikan akan ada kenaikan kunjungan wisatawan saat libur akhir pekan
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memproyeksikan akan ada kenaikan kunjungan wisatawan saat libur akhir pekan minggu ini, meski pemerintah telah menghapuskan cuti bersama dalam libur perayaan Isra Mi'raj pada 12 Maret 2021.
Kenaikan tersebut sangat dimungkinkan lantaran masyarakat saat ini sudah beradaptasi selama satu tahun dengan pandemi COVID-19.
"Mungkin ada tapi tidak signifikan. Karena memang sebelumnya grafiknya ada kenaikan baik weekday maupun weekend," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo, Rabu (10/3/2021).
Baca juga: Jokowi Tinjau Vaksinasi Covid-19 di Bantul, Warga Senang Kebagian Kaos dari Presiden
Ia menjelaskan, wisatawan yang datang ke DIY saat weekday di masa COVID-19 mencapai sekitar 3.000 kunjungan, sedangkan saat weekend berdasarkan data Visiting Jogja, kunjungan wisatawan mencapai sekitar 17.000 orang pada awal Januari hingga saat ini.
Alasan meningkatnya kunjungan wisata di DIY tersebut dinilai olehnya lantaran masyarakat saat ini sudah mulai beradaptasi terhadap situasi pandemi COVID-19.
"Karena sudah adaptasi selama satu tahun. Mungkin juga karena sudah mendapat vaksin sehingga mereka percaya diri," jelasnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Covid-19 Bagi Seniman dan Budayawan di Yogyakarta
Dari segi kesiapan destinasi wisata Singgih menegaskan bahwa seluruh tempat wisata di DIY sudah menerapkan protokol kesehatan (Prokes) sesuai anjuran pemerintah.
Sementara untuk mengantisipasi adanya lonjakan wisatawan saat libur weekend minggu ini, pihaknya tetap akan memfilter dengan cara mewajibkan wisatawan yang hendak masuk ke DIY harus menunjukan surat keterangan negatif COVID-19 melalui rapid antigen.
"Secara khusus tidak ada antisipasi, cuma yang dari luar daerah tetap harus pakai rapid antigen," jelas Singgih.(hda)