Inilah Meriam Raksasa Kyai Poncowuro atau Kyai Guntur Geni, Buatan Sultan Agung Raja Mataram

Meriam atau kanon raksasa itu kini berada di halaman Pagelaran Keraton Surakarta, Jawa Tengah

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo
Meriam Raksasa Kyai Poncowuro atau Kyai Guntur Geni 

Pertama, tanda pengumpulan rakyat. Kedua, isyarat kemarahan Sultan Agung yang lalu menghukum pembesarnya. Ketiga, bila terjadi kematian besar-besaran (wabah).

Hal-hal yang disebutkan itu memang terjadi di sekitaran tahun sesudah meriam dibuat.

Ada mobilisasi besar-besaran rakyat Mataram untuk keperluan perang, lalu ada wabah maut antara 1625-1627.

Juga dilaporkan terjadi penghukuman sejumlah pembesar Mataram oleh Sultan Agung.

Secara ukuran, menurut Crucq, meriam Guntur Geni ini memang paling besar di Jawa, dan juga Nusantara pada eranya.

Tribunjogja.com secara khusus dan langsung mengukur dimensi ukuran meriam ini di halaman Keraton Surakarta.

Panjang total meriam dari moncong hingga pantatnya 5,30 meter. Diameter pantat meriam 64 centimeter.

Diameter luar moncong meriam 63 centimeter. Sedangkan diameter laras meriam 33,5 centimeter.

Ukuran diameter laras ini sungguh sangat besar untuk ukuran masa itu.

Meriam Raksasa Kyai Poncowuro atau Kyai Guntur Geni, Buatan Sultan Agung Raja Mataram
Meriam Raksasa Kyai Poncowuro atau Kyai Guntur Geni, Buatan Sultan Agung Raja Mataram (Tribun Jogja/ Setya Krisna Sumargo)

Bobot total meriam diperkirakan antara 3-4 ton. Bahan baku utama meriam ini perunggu, yang disebut hasil peleburan berbagai bentuk perunggu hasil rampasan perang atau pasokan rakyat.

Secara fisik, di antara 13 koleksi meriam besar Keraton Surakarta yang diletakan di tempat terbuka, meriam Guntur Geni ini termasuk yang sangat terawat.

Ada 10 meriam besar yang saat ini diletakkan di selasar dan halaman antara Pagelaran dan Sitihinggil.

Dua meriam dalam kondisi sangat bagus fisik luarnya, tertera angka 1599 dan cap logo VOC.

Dua meriam kembar yang ornamen luarnya sangat bagus ini diletakkan di kiri kanan tangga dari Pagelaran menuju Sitihinggil.

Sebelah kanan dinamai Kyai Swohbrastho, dan sisi kiri diberi nama Kyai Sagorowono. Kedua meriam kuno ini termasuk tanggungjawab Joko Leak sebagai juru kunci atau perawatnya.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved