Kabupaten Kulon Progo
Dinpar Kulon Progo Fokus Kembangkan Panggung Geowisata Purba
Dinpar Kulon Progo sedang menyiapkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Riparda) perubahan 2021-2025.
Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Sri Cahyani Putri Purwaningsih
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO - Dinas Pariwisata (Dinpar) Kabupaten Kulon Progo sedang berfokus pada pengembangan panggung Geowisata Purba.
Hal ini dikarenakan di kabupaten setempat mulai terkuak adanya kaldera raksasa gunung api purba dan goa berkarakteristik unik.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo, Joko Mursito mengatakan saat ini pihaknya sedang menyiapkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Riparda) perubahan 2021-2025.
Baca juga: Pembangunan Ruko Bandara Diharapkan Dapat Tingkatkan Perekonomian Masyarakat di Kulon Progo
Oleh sebab itu, pihaknya kemudian mengadopsi menjadi program besar yaitu Kawasan Strategis Pariwisata Daerah (KSPD) Suroloyo-Sendangsono bertema budaya alam pegunungan dan desa wisata bersegmen wisatawan minat khusus.
"Ke depan, kita akan membuat tema besar. Karena riparda perubahan itu berbunyi pariwisata kolaboratif berbasis budaya kelas dunia. Sedangkan kita belum punya destinasi wisata budaya tersebut," kata Joko kepada Tribunjogja.com, Kamis (4/3/2021).
Sehingga lanjut Joko, ini menjadi sebuah kesempatan yang baik untuk membranding Kulon Progo dengan destinasi wisata purba dunia.
Dengan begitu, tema pembangunan pariwisata di Kulon Progo pergerakannya lebih sedikit dinamis.
Adapun destinasi wisata yang masuk ke dalam panggung Geowisata Purba itu diantaranya Gunung Gajah, Gunung Ijo dan Gunung Kendil.
Baca juga: Sambut Baik Program Vaksinasi, PHRI Kulon Progo Berharap Pariwisata Segera Pulih
Ketiga gunung itu termasuk gunung api purba tertua di Pulau Jawa.
"Dan ini sudah melalui kajian panjang oleh para akademisi," ungkap Joko.
Selain gunung purba, Kabupaten Kulon Progo juga terdapat goa tertinggi.
Yakni Goa Kiskendo dan Goa Sriti yang memiliki ketinggian kurang lebih 800 mdpl.
Menurut Joko, kedua goa itu berbeda dengan goa pada umumnya yang berada di daratan rendah dan berdekatan dengan laut.
Seperti Goa Gong di Pacitan, Jawa Timur. ( Tribunjogja.com )