Erupsi Gunung Merapi
UPDATE Gunung Merapi, Terjadi 2 Kali Awan Panas Guguran Berjarak Luncur Maksimum 1,9 Km
Awan panas guguran tersebut terjadi pukul 05.11 dan 05.29 WIB pagi ini (Selasa, 2/3/2021).
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Terjadi 2 kali awan panas guguran di Gunung Merapi pagi ini (Selasa, 2/3/2021).
Menurut laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas guguran tersebut terjadi pukul 05.11 dan 05.29 WIB.
Awan panas guguran pukul 05.11 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 60 mm dan durasi 171 detik, estimasi jarak luncur 1.900 m ke arah barat daya.
Sementara, awan panas guguran pukul 05.29 WIB tercatat di seismogram dengan amplitudo 40 mm dan durasi 96 detik, estimasi jarak luncur 1.200 m ke arah barat daya.
Baca juga: Senin Malam, Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Arah Luncuran ke Barat Daya Sejauh 1.500 Meter
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, pada pagi ini (Selasa, 2/3/2021) pukul 00.00-06.00 WIB, teramati pula 17 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.300 m ke arah barat daya.
"Gunung jelas, kabut 0-I, kabut 0-II, hingga kabut 0-III. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 20 m di atas puncak kawah," beber Hanik kemudian.
Secara meteorologi, lanjutnya, cuaca Gunung Merapi berawan.
Angin bertiup lemah, sedang, hingga kencang ke arah timur.
Suhu udara 14-21 °C, kelembaban udara 66-93 persen, dan tekanan udara 567-688 mmHg.
Selain itu, terjadi 57 gempa guguran di Gunung Merapi dengan amplitudo 3-35 mm dan durasi 12-103 detik serta 4 gempa hembusan dengan amplitudo 3-7 mm dan durasi 8-16 detik.
Baca juga: Update Gunung Merapi : Awan Panas Guguran Kembali Terjadi dengan Jarak Luncur 1,7 Km
Hanik menyampaikan, Gunung Merapi sampai saat ini masih berstatus siaga (level III).
Potensi bahaya saat ini, kata Hanik, berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Hanik menyampaikan, daerah di luar potensi daerah bahaya saat ini kondusif untuk beraktivitas sehari-hari.
"Diharapkan dapat berlangsung seterusnya. Namun, jika terjadi perkembangan erupsi yang mengarah ke daerah tersebut setidaknya masyarakat sudah memanfaatkan waktu yang ada dengan baik. Hal ini sesuai dengan konsep living harmony dengan Merapi," tambahnya. ( Tribunjogja.com )