Pendidikan

Home Visit Jadi Terobosan Guru BK di Magelang Saat Pandemi

Dari home visit, diperoleh alasan yang menjadi kendala dalam pembelajaran secara daring.

Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Suasana home visit oleh guru BKSML N 1 Srumbung Magelang. 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Mendekati satu tahun sudah masa pandemi COVID-19 merebak di Indonesia, termasuk di wilayah Kabupaten Magelang, belum juga ada tanda - tanda akan usai.

Kondisi ini berdampak besar bagi seluruh aspek kehidupan, satu di antaranya dunia pendidikan.

Pengendalian bagi dunia pendidikan dalam meminimalkan penyebaran COVID-19 adalah dengan menerapkan sistem belajar dari rumah (PDR) atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui dalam jaringan (daring).

Dengan pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah.

Baik yang dihadapi oleh siswa seperti ketidakaktifan siswa dalam pembelajaran daring, kurangnya kesadaran dalam mengumpulkan tugas, manajemen waktu dalam kegiatan belajar di rumah, motivasi belajar yang mulai berkurang, dan mengalami kejenuhan dalam pembelajaran daring.

Masalah tersebut semakin berat ketika siswa bersikap acuh.

Baca juga: Solusi Kegiatan Belajar di Masa Pandemi, SD Muhammadiyah Penggung Kulon Progo Gunakan Radio

Siswa sulit dihubungi.

Mereka tidak merespon dengan baik meski wali kelas, guru mata pelajaran, maupun guru BK, sudah mengingatkannya.

Masalah tersebut juga dialami oleh semua jenjang kelas di SMP Negeri 1 Srumbung.

Kepala Sekolah SMPN 1 Srumbung, Nurhadi, S.Pd., M.Pd menginstruksikan agar para guru melakukan terobosan untuk pendekatan kepada siswa - siswa, sehingga guru bisa mengetahui keadaan siswa yang sebenarnya.

Nanin Sri Riyandiningsih, S.Pd, seorang Guru BK SMP Negeri 1 Srumbung merespon apa yang menjadi instruksi kepala sekolah. 

Nanin berpandangan pembelajaran di masa pandemi saat ini harus ditangani secara khusus, terkait tugas pembelajaran yang dilakukan secara daring.

Berbagai kendala dialami oleh siswa sehingga siswa tidak bisa melaksanakan pembelajaran secara daring, khususnya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 

Sebagai guru BK, Nanin bekerja sama dengan wali kelas dalam memantau dan mengawasi anak didiknya.

Selain belajar melalui daring, SMP N 1 Srumbung juga menerapkan dengan pembelajaran secara luring.

Baca juga: Bantuan Kuota Belajar Kemendikbud Belum Diperpanjang, Siswa dan Orang Tua Terkendala

Berdasar data dari guru mapel terdapat beberapa siswa yang tidak mengumpulkan tugas.

Bersama wali kelas, Nanin melakukan home visit kepada siswa-siswa yang mengalami kendala.

Hal itu dilakukan karena komunikasi dengan orang tua yang tidak secara langsung melalui telepon/ WA juga tidak mengalami perkembangan yang baik secara signifikan.

Dari home visit, diperoleh alasan yang menjadi kendala dalam pembelajaran secara daring.

Ketersediaan paket data / kuota bagi siswa yang tidak mampu menjadi satu di antara sebab terhambatnya pembelajaran secara daring.

Belum lagi masalah signal internet yang tidak sepenuhnya bagus.

Mengingat hampir 90 persen siswa SMP N 1 Srumbung adalah penduduk Srumbung yang merupakan wilayah dataran tinggi / pegunungan.

Hal inilah yang menjadi alasan  guru BK melakukan home visit/ kunjungan rumah secara rutin ke siswa yang terindikasi mengalami masalah dalam pembelajaran daring.

Tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan secara ketat.

Baca juga: Hampir Setahun Siswa Belajar Daring, Orang Tua Paling Diandalkan untuk Pendidikan Karakter

Home visit/ kunjungan rumah perlu dilakukan oleh guru BK, karena home visit termasuk satu di antara strategi pelayanan responsif.

Slamet Fitriyani, siswi kelas VIII G yang tinggal di Dusun Mranggensari Desa Mranggen Kecamatan Srumbung adalah satu dari beberapa siswi yang mengalami kendala dalam pembelajaran secara daring.

Kesulitan sinyal menjadi satu di antara hambatan dalam menerima dan mengumpulkan tugas secara daring.

Oleh guru BK, Fitri diminta mengerjakan tugas secara luring, dengan catatan tugas diambil dan dikumpulkan oleh orang tua, sesuai dengan ketentuan dari sekolah.

Menurut Nanin,  pelayanan responsif yang diberikan kepada siswa merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses penyelesaian tugas-tugas pembelajaran.

Akhirnya, siswa  mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugas pembelajaran secara daring.

"Pelayanan secara responsif ini akan kami berikan secara terus menerus kepada siswa yang mengalami hambatan" ujar Nanin saat berkunjung ke rumah Fitriyani, Sabtu (27/02/2021).

Baca juga: Pakar Linguistik UGM Soroti Penurunan Kemampuan Bahasa Siswa Selama Pandemi

Selain itu, home visit juga merupakan salah satu layanan pendukung dari kegiatan bimbingan dan konseling oleh guru BK dengan mengunjungi orang tua/tempat tinggal siswa.

Masih menurut Nanin, home visit yang dilakukan bertujuan untuk melakukan pembahasan dan pengentasan permasalahan siswa.

Sehingga ada solusi bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran secara daring dan bisa mengumpulkan tugas - tugas yang diberikan oleh guru dengan tepat waktu.

Dengan layanan bimbingan dan konseling melalui home visit ini, guru BK diharapkan  menjalin kerjasama yang baik, termasuk dengan orang tua dalam memotivasi belajar siswa.

Guru juga mampu mengetahui kendala yang dialami oleh siswa serta memahami permasalahan siswa secara tepat sehingga masalah siswa dapat terentaskan dengan baik.

Siswa juga lebih meningkatkan pemahaman diri untuk lebih bertanggung jawab dan lebih mandiri dalam pelaksanaan pembelajaran daring. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved