Yogyakarta
16.909 Guru dan Tenaga Kependidikan SMA/SMK di DI Yogyakarta Didata untuk Menerima Vaksin COVID-19
16.909 Guru dan Tenaga Kependidikan SMA/SMK di DI Yogyakarta Didata untuk Menerima Vaksin COVID-19
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sedikitnya 16.909 guru dan tenaga kependidikan SMA/SMK di DI Yogyakarta telah terdata untuk menerima injeksi vaksin COVID-19.
Mereka termasuk dalam prioritas penerima vaksin tahap ke dua yang menyasar para pelayan publik dan warga usia lanjut.
"Kita sudah melakukan pendataan guru dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah. Jadi semua warga sekolah sudah kita data dan kirimkan ke Dinas Kesehatan DIY," ungkap Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya, Minggu (28/2/2021).
Untuk mempermudah proses penyaluran vaksin, Didik masih terus melakukan penyempuranaan data.
Sebab, tak seluruh tenaga kependidikan mencantumkan data berupa nomor HP pribadi.
Data tersebut menjadi penting, sebab Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan mengirimkan SMS Blast kepada kelompok penerima vaksin pada tahap verifikasi.
"Di data kemarin kan masih ada yang belum mencantumkan nomor HP, ini yang belum ada nomor HP ada 316 orang. Ini masih menjaring, ternyata ada juga yang tidak pakai HP," terangnya.
Setelah tenaga kependidikan menjalani vaksinasi, diharapkan DI Yogyakarta dapat segera menggelar pembelajaran tatap muka pada Juli 2021 yang juga bertepatan dengan tahun ajaran baru 2021/2022.
Hal itu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lama ini yang menargetkan vaksinasi terhadap guru dapat terselesaikan pada Juni 2021.
Kendati demikian, Didik menegaskan, seandainya pembelajaran luring diberlakukan, pelaksanaannya tetap mengutamakan protokol kesehatan.
Tak seluruh siswa akan hadir di sekolah untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.
"Jadi untuk sementera belum bisa full. Misalnya siswa masuk 2-3 kali seminggu," tuturnya.
Baca juga: 28 Wartawan di Kabupaten Klaten Jalani Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Update Covid-19 Indonesia Minggu 28 Februari 2021 Pagi, Tambah 6.208 Pasien, Jakarta Tertinggi
Tak menutup kemungkinan bila Disdikpora DIY menerapkan sistem pembagian shift selama pembelajaran luring.
"Contoh misal kita masuk tiga jam, kita buat tiga shift jam 07.00 jam 10.00 atau jam 9.00 sampai 12.00. Itupun nanti perharinya maksimal hanya 50 persen tergantung jumlah siswa di masing-masing sekolah," pungkasnya.
"Karena misalnya ada 3.000 siswa di satu sekolah, setengahnya saja bisa ada 1.500 siswa di sekolah," tambahnya.