Sinden Wargo Laras
Kesaksian Agnes, Sinden Wargo Laras Selama Mengiringi Pentas Dalang Ki Seno Nugroho
Kesaksian Agnes, Sinden Wargo Laras Selama Mengiringi Pentas Dalang Ki Seno Nugroho
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM - Dalang Ki Seno Nugroho meninggal dunia Selasa, 3 November 2020 di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, akibat serangan jantung.
Kepergiannya ditangisi begitu banyak penggemarnya, juga para pecinta seni pedalangan dan wayang kulit. Lebih-lebih lagi anggota Wargo Laras yang didirikan Ki Seno Nugroho.
Agnes Nandasari, termasuk satu di antara pesinden Wargo Laras yang sangat merasa kehilangan. Ki Seno Nugroho sudah dianggap bapaknya sendiri.
Sepotong adegan 16 tahun lalu, yakni rekaman video bersama Ki Seno dipublikasikan Agnes, mengenang kepergian Ki Seno Nugroho.
Video yang ia bagikan itu peristiwa di sebuah hajatan manten 2004. Ia sudah sulit mengingat peristiwa itu, karena dirinya masih lugu, belum belum nalar betul.
Tahunya, ia suka menembang Jawa, kerap ikut pentas, dan sudah beberapa kali diajak Ki Seno Nugroho manggung di acara wayangan.
Pertemuan pertama Agnes dan Ki Seno Nugroho terjadi juga di sebuah hajatan manten kerabatnya pada 2002.
Ia waktu itu diajak ayah angkatnya, lalu diminta ikut menyanyi di depan Ki Seno Nugroho.
Rupanya suara dan aksi panggung Agnes mencuri minat Ki Seno, seusai acara, Ki Seno berusaha menghubungi orangtua Agnes meminta izin diajak mengisi acara wayangan.
Baca juga: SINOPSIS IKATAN CINTA Nanti Malam Sabtu 27 Februari : Apakah Nino Bakal Ambil Reyna dari Al ?
Baca juga: Rubrik Music Zone: Shaggydog Rekam Ulang Lagi Di Sayidan
Baca juga: Rubrik Otomotif Gaspol 52: FR70 Cikal Bakal Bebek Suzuki di Indonesia yang Menolak Punah

Isi Rekaman Video
Rekaman video itu diunggah Agnesia Nandasari di akun Instagramnya, Selasa (17/11/2020). Seorang bocah perempuan berdiri di depan para sinden.
Sementara Ki Seno Nugroho duduk di bawah blencong dan depan kelir. Malam itu ia mendalang, dan bintang tamu malam itu ternyata bocah belia itu yang siap menembang.
“Ini kesempatan belajar ngomong,” kata Ki Seno Nugroho kepada sang bocah.
“Ayooooo!” teriak Ki Seno yang gemas melihat bocah yang dilihatnya ogah-ogahan.
“Malah cengengesan,” timpal Ki Seno disambut tawa penonton. Ia meminta bocah itu menyapa pemilik hajatan dan tamu undangan.
“Tirukan Pak Seno, selamat malam bapak ibu, utamenipun…ayo!” kata Ki Seno. Bocah itu menirukan tapi salah-salah ucap dalam bahasa Jawa.
Sembari pegang mik, bocah berambut panjang itu bertingkah menggemaskan. Ia terus menggerak-gerakkan tubuhnya sembari lihat kiri kanan dan berbicara di depan hadirin.
“Kulo badhe misungsungaken lagu (saya ingin mempersembahkan lagu),” kata Ki Seno meminta bocah itu menirukan kata-katanya.
Bocah yang ternyata Agnesia Nandasari, menirukan kata-kata Ki Seno, lalu ditanya mau menembangkan lagu apa?
“Opo nok (Apa nak)?” Tanya Ki Seno.
“Mendem wedokan (Mabuk wanita),” jawab bocah Agnes itu polos.
“Hehhhhh! Apaaa? Sik seru nok (yang keras nak),” jawab Ki Seno terkaget-kaget. Penonton riuh tertawa.
Ternyata Ki Seno Nugroho tidak tahu, ternyata Agnes ini putra adik kelasnya semasa di SMKI Bugisan. Setelah tahu, hubungan Ki Seno dan keluarga Agnes semakin akrab.
Ke mana-mana, Agnes kerap diajak, termasuk pentas di Jakarta.
“Katanya banyak yang senang dan minta saya ikut pentas,” kata Agnes kepada Tribunjogja.com di Gedung Kesenian Sleman belum lama ini.
Wanita kelahiran Jambidan, Banguntapan, Bantul itu lalu berkisah, sejak pertemuan pertama 2002, praktis ia ditarik ke sana ke mari oleh dalang putra Ki Suparman itu.
Kemampuan menyanyinya semakin terasah, yang dibimbing ibunya, Sri Astutiningsih. Juga digembleng di panggung oleh Ki Seno Nugroho.
Tak hanya tembang pop Jawa, perlahan Agnes yang bersekolah di SD Jambidan II dan SMP 1 Banguntapan Bantul, menguasai langgam Jawa serta tembang-tembang klasik.
Wanita kelahiran 14 Agustus 1994 itu meneruskan sekolah ke SMKI jurusan kerawitan. Lalu melanjutkan ke jurusan kerawitan ISI Yogyakarta, tapi berhenti di tengah jalan.
Sepanjang sekolah itulah ia terus ikut Ki Seno Nugroho. Agnes mengaku berinteraksi dengan banyak waranggana, wiyogo, termasuk menyaksikan alih generasi para pengrawit.
Di grup Wargo Laras, Agnes saat ini termasuk pesinden terlama kedua yang ikut Ki Seno Nugroho, selain Prastiwi dan Wahyu.
Mendengar Kabar Ki Seno Meninggal
Saat pentas 2004 yang rekaman videonya diunggah Agnes, terlihat sinden Prastiwi sudah duduk di jajaran pesinden Wargo Laras.
Karena itu, sebagai orang yang sejak belia ikut Ki Seno Nugroho, berita kepergian dalang terpopuler beberapa tahun belakangan ini, membuatnya syok.
Ia lemas lunglai begitu dikabari Ki Seno meninggal dunia di rumah sakit pada Selasa, 3 November 2020. Malam itu Agnes sudah lelap tidur.
Suaminya, Doni Putra, tidak sedang di rumah. Kakaknya langsung membangunkan Agnes. Ia memberitahu kabat tidak mengenakkan, tapi bukan terkait keluarganya.
“Dik, bangun dulu, tapi jangan kaget, ini tidak ada apa-apa di keluarga kita, tapi Pak Seno je…Pak Seno tidak ada,” kata Agnes menirukan kata-kata kakaknya malam itu.
“Hahhh…saya kaget, lemes, bingung, tak menduga sama sekali karena tidak tahu kabar sakitnya beliau,” aku Agnes yang malam sebelumnya ikut pentas wayang climen mendampingi Ki Seno.
“Saya lalu lihat di grup WA Wargo Laras, dan ternyata benar,” lanjutnya.
Airmatanya langsung berurai menceritakan detik-detik ketika ia mengetahui kabar duka itu.
“Maaf, saya sedih kalau mengingatnya. Pak Seno itu sudah saya anggap bapak saya,” kata Agnes sembari mengusap air matanya.
“Kami ini ibaratnya sudah serumah, beliau itu ya baoak saya. Yang membesarkan saya dari kecil sampai sekarang, sekolah, kuliah, menikah sampai punya anak, Pak Seno tahu semuanya,” lanjut Agnes.