BMKG Prakirakan Potensi Cuaca Ekstrem di DIY Selama Tiga Hari ke Depan, Berikut Daftar Wilayahnya

Potensi hujan sedang hingga lebat dan disertai petir serta angin kencang di DIY diperkirakan bisa terjadi pada Kamis-Sabtu, 24-26 Februari 2021

Editor: Muhammad Fatoni
Dok Tribunjogja.com
Ilustrasi Hujan Deras di wilayah Yogyakarta 

Potensi Gelombang Tinggi

Selain itu, masyarakat juga diimbau waspada terkait potensi peningkatan gelombang tinggi di perairan selatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

BMKG memberi peringatan terkait potensi cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi, angin kencang, dan hujan lebat di wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan kondisi cuaca tersebut diprediksi akan berlangsung sepanjang tanggal 24 hingga 28 Februari 2021 mendatang.

Baca juga: BREAKING NEWS : Rabu Pagi, Kawasan Pantai di Gunungkidul Diguncang Gempa Magnitudo 4,7

Baca juga: Kabar Gunung Merapi Terkini, Enam Jam Sejak Rabu Dini Hari Tercatat Ada 39 Gempa Guguran

Penyebabnya adalah kemunculan sirkulasi siklonik yang saat ini terus bergerak dari utara Benua Australia ke laut selatan DI Yogyakarta.

Sirkulasi siklonik tersebut diprediksi akan tiba di pantai selatan DIY pada 24 Februari 2021.

"Karena ada pengaruh sirkulasi siklonik yang saat ini bergerak dari utara Australia, hari ini tiba di selatan NTB (Nusa Tenggara Barat)," tandasnya setelah bertemu dengan Gubernur DIY di Kompleks Kepatihan, Selasa (23/2/2021).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (TRIBUNJOGJA/ Yuwantoro Winduajie)

Efek dari anomali cuaca tersebut adalah munculnya gelombang tinggi, angin kencang, dan curah hujan tinggi yang menyebabkan hujan lebat.

"Angin kencang bisa sampai Jalan Daendels (Gunungkidul)," ucapnya.

Untuk itu, Dwikorita meminta kepada para nelayan di kawasan itu untuk terus meningkatkan kewaspadaan selama peringatan cuaca ekstrim masih diberlakukan oleh BMKG. 

Lebih jauh, Dwikorita menjelaskan, sirkulasi siklonik itu belum dikatagorikan sebagai badai siklon. Melainkan masih berupa benih dari badai siklon.

Namun dia memastikan bahwa sirkulasi siklonik tak akan berkembang menjadi badai siklon.

"Angin kencangnya semoga jangan sampai berputar. Karena bukan badai siklon ya. Jadi semacam benihnya, tidak berkembang jadi badai siklon," tuturnya. 

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved