Munculnya Klaster Baru Covid-19 di Kulonprogo, Puluhan Jemaah Pengajian Terpapar Virus Corona

Munculnya klaster baru tersebut setelah 35 jemaah pengajian di Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon dikabarkan terkonfirmasi positif Covid-19

Penulis: Sri Cahyani Putri | Editor: Muhammad Fatoni
who.int
Berita Update Corona di Daerah Istimewa Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Satu klaster baru penularan virus corona muncul di Kabupaten Kulonprogo, tepatnya di Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon.

Munculnya klaster baru tersebut setelah 35 jemaah pengajian di Kalurahan Jangkaran, Kapanewon Temon dikabarkan terkonfirmasi positif Covid-19. 

Mereka terpapar Covid-19 setelah mengikuti pengajian di sebuah masjid yang berada di wilayah tersebut. 

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulon Progo, Baning Rahayujati, menjelaskan dari 58 jemaah yang mengikuti pengajian, 39 jemaah memiliki gejala dan 19 jemaah tidak memiliki gejala. 

"Dari jumlah itu ada 35 jemaah yang terpapar Covid-19. Lima diantaranya di rawat di beberapa rumah sakit. Sedangkan sisanya dikembalikan ke keluarga untuk menjalani isolasi dan dilakukan pemantauan selama 14 hari," ucap Baning kepada awak media, Kamis (11/2/2021). 

UPDATE COVID-19 DI Yogyakarta Kamis 11 Februari 2021, Bertambah 261 Kasus Positif

BREAKING NEWS : Pedagang Positif COVID-19, Dua Pasar di Sedayu Tutup Satu Minggu

Ia menceritakan awal mula muncul klaster pengajian ketika ada seorang jemaah laki-laki yang mengalami demam pada 22 Januari lalu. 

Namun dia tetap mengikuti pengajian yang dilaksanakan rutin setiap seminggu sekali. 

Diduga penularan terjadi karena jemaah yang mengikuti pengajian itu masih melakukan budaya berjabat tangan. 

Ilustrasi
Ilustrasi (SHUTTERSTOCK/PETERSCHREIBER MEDIA)

Namun demikian, Gugus tugas Covid-19 Kabupaten Kulon Progo telah melakukan isolasi kepada warga yang masuk ke dalam kontak erat dengan pasien positif. 

Serta melakukan sterilisasi dan penutupan terhadap masjid tersebut. 

Selain itu, pihaknya juga telah melakukan tracing kepada 27 sasaran, dan 25 sampel di antaranya telah dikirimkan ke Balai Besar Veterinir (BBVet).

Langkah Pemantauan

Pemerintah Kalurahan Jangkaran langsung melakukan pemantauan setelah adanya 35 jemaah di wilayah tersebut yang terpapar Covid-19. 

Lurah Jangkaran, Murtakil Humam, mengatakan untuk pemantauan, relawan Jangkaran bekerjasama dengan pihak terkait yang akan menentukan jemaah mana saja yang perlu ditracing. 

"Kami bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kulon Progo dan Puskesmas Temon II melakukan tracing kepada jemaah yang sebelumnya sempat bersinggungan erat untuk dilakukan swab test," ucapnya Kamis (11/2/2021). 

Ilustrasi pasien corona, virus corona, Covid-19
Ilustrasi pasien corona, virus corona, Covid-19 (Shutterstock/Kobkit Chamchod via kompas.com)

Sebelumnya, gugus tugas Covid-19 menduga terjadinya klaster tersebut karena budaya berjabat tangan yang masih dilakukan. 

Namun menurut kesaksian Humam, tradisi berjabat tangan di wilayahnya sudah tidak pernah dilakukan setelah adanya pandemi Covid-19. 

Begitu juga dengan pengaturan saf salat yang sudah sesuai protokol kesehatan (prokes). 

"Pemutusan rantai penyebaran sudah dijalankan. Termasuk juga mencuci tangan dan penggunaan masker," ungkapnya. 

Mayoritas Berstatus Zona Kuning dan Hijau, Hanya Satu RT di Sleman Masuk Zona Oranye Covid-19

UPDATE Peta Epidemiologi Covid-19: Jumlah Zona Merah di Sleman Turun Drastis, Berikut Rinciannya

Terlebih Kalurahan Jangkaran awalnya memiliki posko yang menjadi percontohan di Kapanewon Temon. 

"Tapi karena dilakukan oleh para relawan kemungkinan mereka juga merasakan capek. Selain itu juga adanya new normal yang banyak beranggapan pandemi sudah selesai," katanya. 

Padahal lanjut dia, new normal memiliki makna tetap membiasakan prokes yang dianjurkan oleh pemerintah untuk dilakukan. 

( tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved