Pandemi COVID 19
WHO Selidiki Sumber Virus Corona di Wuhan, Ternyata Bukan Berasal dari Laboratorium
Tim Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan pakar kesehatan di China melakukan penelitian bersama untuk menentukan asal virus Sars-CoV-2 yang menjadi pandemi
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Dr Embarek mengatakan, dari temuannya itu, ada kemungkinan penyebaran virus Sars-CoV-2 juga berasal dari penjualan produk beku.
“Kami tahu bahwa virus dapat bertahan dan bertahan di lingkungan yang dingin dan beku ini, tetapi kami tidak benar-benar memahami apakah virus kemudian dapat menularkan ke manusia dan dalam kondisi apa hal ini dapat terjadi,” kata Dr Embarek, menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut telah dilakukan.
Dia menambahkan, sejauh ini, penelitian menunjukkan bahwa kelelawar adalah reservoir alami dari virus corona.
Namun, tidak mungkin virus tersebut melompat langsung ke manusia di Wuhan, karena kota itu tidak terletak di dekat habitat kelelawar ini.
Temuan lengkap tim akan diterbitkan dalam laporan yang akan datang.
4. Tidak berasal dari laboratorium buatan

Di awal penyebaran Covid-19, ada dugaan bahwa virus tersebut merupakan virus buatan Institut Virologi Wuhan yang juga berada di Wuhan.
Hal tersebut dipropagandakan oleh Presiden Amerika ke-46 Donald Trump.
Namun, Dr Embarek mengungkap, setelah kunjungan ke laboratorium selama misi tersebut, sepertinya tidak mungkin ada virus yang bocor dari institut tersebut.
“Hipotesis insiden laboratorium itu paling tidak memungkinkan untuk menjelaskan perkenalan virus ke populasi manusia. Makanya, itu tidak ada di hipotesis yang kami sarankan untuk studi lebih lanjut,” ucapnya.
5. Adanya persilangan transmisi dari spesies perantara ke transmisi
Hipotesis yang paling mungkin untuk penyebaran Sars-CoV-2 adalah persilangan ke manusia dari spesies perantara.
Menurut Dr Embarek, hipotesis ini membutuhkan lebih banyak studi dan penelitian yang lebih spesifik dan bertarget.
Temuan awal penyelidikan juga tidak menemukan bukti wabah Covid-19 yang besar di Wuhan atau di tempat lain terjadi sebelum Desember 2019.
Namun, para peneliti menemukan bukti peredaran Covid yang lebih luas di luar Pasar Makanan Laut Huanan bulan itu.
“Dalam hal memahami apa yang terjadi di awal Desember 2019, apakah kami mengubah secara dramatis gambaran yang kami miliki sebelumnya? Saya kira tidak," kata Ben Embarek.
“Apakah kita meningkatkan pemahaman kita? Apakah kami menambahkan detail pada cerita itu? Tentu saja,” katanya.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )