Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih Siap Jadi Pendonor Plasma Konvalesen
"Saya siap (donor plasma konvalesen), sejauh oleh dokter dimungkinkan. Apakah ada indikator kesehatan lain, yang pasti saya siap,"
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Wakil Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih telah dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Halim dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang pada Jumat (05/02/2021) lalu.
Ia pun menyatakan diri siap menjadi pendonor plasma konvalesen.
"Saya siap (donor plasma konvalesen), sejauh oleh dokter dimungkinkan. Apakah ada indikator kesehatan lain, yang pasti saya siap," katanya, Selasa (09/02/2021).
• Dinas Pariwisata Kulon Progo Gencarkan Wisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
Halim diperbolehkan pulang setelah 14 hari isolasi di RSUD Panembahan Senopati.
Sebelum dinyatakan sembuh, Calon Bupati Terpilih 2020 tersebut menjalani swab observasi beberapa kali.
"Saya swab keempat itu Kamis (04/02/2021), kemudian Jumat keluar hasilnya. Saya maupun istri negatif, dan diperbolehkan pulang," sambungnya.
Ia mengimbau masyarakat agar tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Menurut dia kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan harus datang dari dalam diri.
Apalagi di tengah pandemi COVID-19, protokol kesehatan menjadi sebuah kebutuhan.
• BREAKING NEWS: Jasad Korban Hanyut di Sungai Kalongan Panggang Gunungkidul Berhasil Ditemukan
"Jangan sampai memakai masker hanya saat ada petugas. Memakai masker, cuci tangan pakai sabun adalah kebutuhan kita," ujarnya.
Terpisah, Jubir Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa menerangkan Kabupaten Bantul belum melayani donor plasma konvalesen. Sebab ada keterbatasan alat dan tenaga.
"Praktik donor plasma di DIY hanya di RSUP Dr Sardjito. Pertimbangannya karena alat dan tenaga,"terangnya.
Sebelumnya, Halim dinyatakan positif pada Senin (25/01/2021) lalu. Ia dinyatakan positif setelah mengeluhkan tidak bisa mencium aroma dan tidak bisa membedakan gula dan garam. (maw)