Superball

Antoni Putro Nugroho, Ingin Bermain Sepak Bola di Tanah Kelahirannya Yogyakarta

Selain dekat dengan rumah, Antoni Putro Nugroho bercerita sudah terlalu lama di perantauan.

Penulis: Taufiq Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Antoni Putro Nugroho 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kebanyakan pesepakbola ingin membela tim tanah kelahirannya, hal ini lantaran ada ikatan emosional, rasa yang tinggi untuk membanggakan masyarakatnya di sana.

Namun tidak setiap pesepakbola memiliki kesempatan itu, terkadang ia harus rela merantau untuk menggapai cita-cita sebagai pemain bola professional.

Begitupun dengan Antoni Putro Nugroho, yang akhir tahun lalu baru selesai dengan kontraknya bermain bersama Persik Kediri.

Ia adalah sosok pemain yang sudah lama malang melintang di sepak bola nasional.

Namanya juga kerap menjadi langganan Timnas Indonesia junior.

Pria asli dari Segoroyoso Bantul ini telah berlabuh di tujuh tim berbeda, mulai dari Barito Putra, Arema Malang, Kalteng Putra, Bhayangkara FC, PSMS Medan, PSS Sleman, dan Persik Kediri.

Terinspirasi Bintang MU, Bek PSS Sleman Gagas Gerakan Sosial Athletes For Good

Namun, pemain yang berposisi gelandang serang itu baru sekali membela tim di tanah kelahirannya, itupun tidak membuatnya bertahan lama.

Hanya setengah musim, Antoni bergabung bersama PSS Sleman.

Siapa sangka, Antoni ternyata hampir saja hijrah ke PSIM Yogyakarta, saat itu tim berjuluk laskar Mataram sedang ditukangi pelatih Aji Santoso.

Sosok pelatih yang pernah menjadi nakhoda Persela Lamongan ini, ternyata adalah salah satu pelatih yang dekat dengannya, juga diidolakan sepanjang berkarir sebagai pemain pro.

"Keinginan main di Yogyakarta pasti ada, apalagi ini tanah kelahiran, tapi waktu itu (di PSS Sleman) ada sesuatu hal tidak cocok," ujarnya pada Tribunjogja.com, Rabu (3/1/2021).

Hingga sekarang, dirinya masih berharap bisa bermain di Yogyakarta.

selain dekat dengan rumah, Antoni bercerita sudah terlalu lama di perantauan.

Bagaimana tidak, sejak duduk di bangku kelas 2 SD, ia sudah masuk Sekolah Sepak Bola (SSB) MAS di Yogyakarta.

Kepiawaianya dalam bermain membuat dirinya kerap ikut serta dalam kompetisi antar SSB juga O2SN.

"Saat itu bapak sering nganter saya ke Minggiran," katanya.

Menariknya, Antoni tidak hanya bermain untuk satu kelompok saja, ia kerap mengikuti beberapa pelatihan dari dinas untuk mengikuti pengembangan pemain muda, dan SSB baginya sebagai batu loncatan untuk mengikuti kompetisi.

Di sana, ada sosok pelatih bernama Majidi yang diidolakan antoni semasa kecil.

Ia banyak berlatih teknik-teknik baru sehingga menjadi dirinya yan sekarang.

PSIM Yogya Tunggu Kejelasan Regulasi di Manajer Meeting Liga 2 2020 Sebelum Tentukan Jadwal Latihan

Beranjak SMP, pria kelahiran tahun 1994 ini menjadi awal dari perjalanan panjangnya di perantauan, dengan tujuan utama bermain di akademi Musi Banyuasin.

Waktu itu ia dilirik pelatih Timnas U13, Kas Hartadi untuk bermain sebagai anak asuhnya. Dari sanalah Antoni mulai merangkak naik berkarir di sepak bola.

"Dulu waktu awal-awal merantau sempat cemas dan kangen rumah," ujarnya.

Sewaktu di Banyuasin, Antoni menempati asrama pemain, ia juga berangkat sekolah seperti biasa. Namun juga dituntut latihan pagi dan sore.

Selanjutnya, Antoni juga pernah merasakan pengalaman sebagai Tim SAD yang melaksanakan pemusatan latihan di Uruguay selama tiga tahun dari 2010-2013.

Namun Ia harus segera pulang, lantaran didekap cedera. Kemudian mulai bemain bersama Persisam Samarinda U21, sekarang lebih dikenal Bali United.

Kontrak professional didapatnya setahun setelahnya, kala itu Barito Putra adalah klub yang memasukkan namanya sebagai bagian tim untuk mengarungi Liga Indonesia 2015.

Aktivitas sekarang selain bermain sepak bola, Antoni tercatat sebagai anggota kepolisian Polda Jatim. Kala itu saat bermain di Malang, ketika Arema melakukan laga persahabatan bersama PS Polri, dirinya ditawari menjadi polisi oleh manajer PS Polri.

Jungkir Balik Hidup Legenda PSIM dan PSS Sleman, Cerita Dedi Setiawan Sempat Jadi Tukang Ojek

"Saya sebelumnya diminta main buat PS Polri juga, cuma gak enak karena dari Arema, terus malamnya saya dipanggil ke hotel, ditawari masuk polisi," kenangnya.

Sambil menunggu kepastian Liga Indonesia bergulir kembali, Antoni juga sedang berusaha menyelesaikan kuliahnya di jurusan hukum Unitomo Surabaya.

Jika ia berada di Yogyakarta, dirinya kerap ikut bermain sepak bola bersama teman-teman di Polda DIY, dan pemain pro seangkatannya di Yogyakarta.

Ke depannya, tidak menutup kemungkinan Antoni akan belajar menjadi seorang pelatih sepak bola.

"Wong dari kecil suka bola, paling nanti juga pengen jadi pelatih, tapi belum tahu nanti," tambahnya.

Ditanya jika dirinya membela tim di DIY, Antoni hanya menjawab pendek sambil tersenyum.

"Nunggu Persiba Bantul naik kasta dulu," pungkasnya.( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved