Pendidikan

Pemkab Bantul Batal Uji Coba Sekolah Tatap Muka

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bantul membatalkan uji coba Sekolah tatap muka.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Bantul membatalkan uji coba Sekolah tatap muka.

Rencananya, uji coba Sekolah tatap muka akan dilakukan akhir Januari 2021.

Kepala Disdikpora Kabupaten Bantul, Isdarmoko mengungkapkan yang menjadi pertimbangan adalah perkembangan kasus COVID-19 di Kabupaten Bantul.

Menurut dia, penambahan kasus di tengah masyarakat masih terjadi.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka di DI Yogyakarta Dipastikan Tak Bisa Digelar pada Bulan Februari 

Pertimbangan lainnya adalah perpanjangan Pembatasan Secara Terbatas kegiatan Masyarakat (PSTKM).

Ia menilai PSTKM yang diterapkan di DIY juga perlu diperhatikan.

"Sehingga kami tidak boleh gegabah. Kemudian terkait dengan PSTKM, kami harus hati-hati, menyusul adanya perpanjangan. Tetapi kami masih menunggu dari Pemerintah kabupaten Bantul," ungkapnya, Minggu (24/01/2021).

Ia melanjutkan sebagian besar sekolah di Kabupaten Bantul sudah siap melaksanakan sekolah tatap muka.

Sudah sejak Oktober lalu pihaknya meminta sekolah untuk menyiapkan sarana dan prasarana penunjang sekolah tatap muka.

Pengecekan ke sekolah-sekolah pun sudah dilakukan, guna memastikan kesiapan sekolah.

Namun demikian, kesiapan sarana dan prasarana sekolah bukan menjadi satu-satunya komponen yang diperhatikan.

Sekolah juga harus mengantongi izin dari orangtua untuk melakukan sekolah tatap muka.

Tak hanya itu, sekolah juga wajib berkoordinasi dengan gugus tugas COVID-19 kapanewon.

Baca juga: Masih Masa PSTKM, Disdikpora Gunungkidul Pilih Tunda Penerapan Belajar Tatap Muka

"Untuk sekolah di tingkat SMP sudah 95 persen yang siap, kalau SD sudah lebih dari 85 persen. Sekolah siap dalam hal protokol kesehatan. Tetapi bukan berarti kalau sudah siap, kemudian langsung melaksanakan tatap muka. Untuk saat ini tetap kami larang,"lanjutnya.

Meskipun uji coba tatap muka dibatalkan, siswa masih bisa belajar secara daring.

Agar pembelajaran tetap optimal, pihaknya mengoptimalkan dua program, yaitu Guru Kunjung Siswa (GKS) dan Layanan Konsultasi Pelajaran (LKP). 

Program GKS diterapkan bagi siswa di tingkat PAUD hingga SMP, sedangkan program LKP diterapkan untuk siswa tingkat SD hingga SMP. 

"Orangtua juga sebenarnya ingin bisa sekolah tatap muka. Kondisi saat ini membuat anak mau tidak mau belajar secara daring. Tetapi kami juga berupaya lebih optimal, yaitu denga GKS dan LKP,"tambahnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved