Hari Ini di Masa Lalu
INFO BERHARGA : Sejarah Hari Ini, Bahasa Eyak Punah Hingga Lenin Meninggal, Berikut Penjelasannya
INFO BERHARGA : Sejarah Hari Ini, Bahasa Eyak Punah Hingga Lenin Meninggal, Berikut Penjelasannya
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yudha Kristiawan
1793 - Setelah didakwa bersalah dengan dakwaan pengkhianatan oleh Konvensi Nasional Prancis, Raja Louis XVI dihukum mati dengan guillotine.
1861 - Perang Saudara Amerika: Jefferson Finis Davis mengundurkan diri dari Senat AS.
1864 - Kampanye Tauranga dimulai dalam Perang Maori di Selandia Baru.
1893 - Tanah Konsensi Tati, sebelumnya bagian dari Matabeleland, secara formal dianeksasi ke dalam Protektorat Bechuanaland, sekarang Botswana.
1899 - Opel Motors memulai usahanya.
1908 - New York City mengesahkan undang-undang yang menyatakan bahwa merokok oleh wanita adalah perbuatan ilegal namun UU ini kemudian diveto sang wali kota.
1911 - Reli Monte Carlo pertama.
1919 - Pertemuan Dáil Éireann (Parlemen Irlandia) di Mansion House di Dublin. Sinn Féin mengadopsi konstitusi pertama Irlandia. Pertikaian perdana dalam Perang Kemerdekaan Irlandia di Soloheadbeg Ambush, County Tipperary.

1924 - Vladimir Lenin meninggal dan Joseph Stalin mulai menyingkirkan rival-rivalnya untuk membuka jalan bagi kepemimpinannya.
1925 - Albania menjadi sebuah republik.
1931 - Sir Isaac Isaacs dilantik sebagai Gubernur Jenderal Australia pertama yang kelahiran Australia.
1941 - Dipicu oleh pembunuhan perwira Nazi Jerman di Bucharest, Rumania, sehari sebelumnya, anggota Iron Guard terlibat dalam pemberontakan dan aksi kekerasan yang menewaskan 125 orang Yahudi.
1942: Jepang menembak jatuh pesawat Catalina-Belanda di perairan Alalak, sungai Barito, Banjarmasin yang merupakan serangan pertama terhadap posisi militer Belanda di Kalimantan Selatan.
1948 - Bendera Quebec diresmikan dan dikibarkan pertama kalinya di depan Dewan Nasional Quebec. Saat ini diperingati setiap tahun sebagai Québec Flag Day.
1954 - Kapal selam bertenaga nuklir pertama, USS Nautilus, diluncurkan di Groton, Connecticut oleh Mamie Eisenhower, ibu negara AS saat itu.