Erupsi Gunung Merapi
BPPTKG Catat Gunung Merapi Semburkan Awan Panas Sebanyak 8 Kali Sore ini
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi delapan kali guguran awan panas pada periode
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Fenomena semburan awan panas Gunung Merapi kembali terjadi pada Rabu (20/1/2021).
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi delapan kali guguran awan panas pada periode pengamatan pukul 12.00-18.00 WIB.
Petugas Pos Pengamat Gunung Merapi Heru Suparwaka menyampaikan, jarak luncur maksimum awan panas sekitar 1,5 km.
"Guguran awan panas mengarah ke barat daya," jelas Heru dalam laporannya.
Baca juga: Imbauan BMKG Yogyakarta Terkait Cuaca Ekstrem di DIY, Pangkas Pohon Tinggi Agar Tidak Ambruk
Baca juga: PT KCI Nilai Uji Coba Perdana KRL Yogya-Solo Sukses Dilakukan
Adapun durasi maksimum semburan awan panas tercatat sekitar tiga menit atau tepatnya 192 detik.
Heru melanjutkan, dari amatan visual, asap kawah tampak berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal.
Tingginya sekitar 50 meter di atas puncak kawah.
Sedangkan cuaca di sekitar Gunung Merapi yakni berawan, mendung, dan hujan.
"Angin bertiup lemah ke arah timur. Suhu udara 18-21 °C, kelembaban udara 69-90 %, dan tekanan udara 567-687 mmHg. Volume curah hujan 46 mm per hari," tambahnya.
Baca juga: BREAKING NEWS : PSSI Resmi Batalkan Liga 1 dan Liga 2 2020, Tak Ada Juara dan Tak Ada Degradasi
Baca juga: UJI COBA, Pengalaman Naik KRL Yogya-Solo, Suguhan Interior Keren Hingga Waktu Tempuh yang Cepat
Lebih jauh, aktivitas kegempaan yang tercatat yakni gempa guguran sebanyak 39 kali, gempa hembusan dan gempa hybrid atau fase banyak masing-masing sebanyak tiga kali
Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik saat terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," ungkapnya. (tro)