Tanggapan Dirut RSUD Kota Yogyakarta Terkait Data Pelaporan Tempat Tidur Covid-19 Tidak Realtime

Saat ini, laporan ketersediaan RS dianggap belum bisa menggambarkan kondisi sebenarnya.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM / Noristera Pawestri
suasana RS Jogja 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono (HB )X, menyoroti upaya pelaporan jumlah ketersediaan tempat tidur (TT) pasien Covid-19 di 27 rumah sakit (RS) rujukan Covid-19.

Saat ini, laporan ketersediaan RS dianggap belum bisa menggambarkan kondisi sebenarnya.

Sebab laporan belum bisa diakses secara real time.

“Laporan ketersediaan tempat tidur, diupayakan laporan riil secara on time jadi tidak menunggu dalam satu hari. Kami akan laksanakan dan upayakan,” ujar Sri Sultan HB X, Senin (18/1/2021).

Direktur Utama RSUD Kota Yogyakarta, Ariyudi Yunita turut menanggapi hal ini.

Menurutnya, pihaknya setiap hari sudah melakukan laporan terkait kondisi pemakaian TT maupun pasien Covid-19 yang dirawat.

“Kami laporan berapa yang dirawat, berapa yang sembuh, laporan langsung ke Kementerian Kesehatan realtime sebelum pukul 14.00 WIB setiap hari. Dari situ data kemudian diolah Dinas Kesehatan DIY,” ujarnya kepada Tribunjogja.com, Senin (18/1/2021).

“Kalau untuk melihat TT yang realtime itu memang dari 23 bed itu kohorting. Memang ruangan itu satu orang sendiri, tetapi ada karena kami dulu terus ditambah kamar, tambah kamar, kami sistemnya kohorting, jadi satu kamar bisa 2 atau 3 orang,” sambungnya.

Ariyudi pun menjelaskan bagaimana pihaknya selama ini melakukan kohorting.

Yakni, dengan melihat berdasarkan jenis kelamin pasien, hasil PCR, dan kondisinya.

“Ada yang datang di IGD dengan hasil PCR yang jelas. Ada yang dengan kondisi langsung jelek, itu tidak bisa kami kohorting. Jadi berdasarkan hasil itu kami kelompokkan,” tuturnya.

Ia pun tidak sepakat jika RS dikatakan memberikan data yang tidak realtime.

“Jadi kalau dibilang datanya enggak realtime, enggak. Semua RS dengan sistem kohorting seperti ini,” imbuhnya.

“Kami laporan (kepada Kementerian Kesehatan) memakai CMS, semua tahu. Kalau sistem rujuk-merujuk kan ada SISRUTE, sistem online antar dokter IGD bisa berkomunikasi, cuma juga harus lewat telepon,” sambungnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved