Wawancara Eksklusif

Pasang Surut Bosda Pendidikan di Tengah Pandemi, Disdik Kota Yogyakarta: Bosda Tetap Prioritas 

Bantuan operasional sekolah daerah (Bosda) merupakan pembiayaan layanan pendidikan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot)

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Istimewa
Kepala Subbagian Perencanaan Evaluasi Pelaporan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Fajar Afrian. 

Meski turun, akses dan mutu (layanan pendidikan) masih bisa dipertahankan karena volume pembiayaan di sekolah itu turun dengan  tidak adanya sekolah tatap muka. 

Hanya fixed cost saja yang tetap, misalnya gaji guru. Tapi penggunaan daya listrik misalnya menurun. 

Penurunan itu juga kami tekankan ke sekolah agar sekolah juga melakukan refocusing.

Jadi kegiatan-kegiatan yang dulu dilakukan, tapi selama pandemi tidak ada ya jangan dianggarkan lagi.

Namun, bisa dialihkan untuk hal-hal yang mendukung PJJ (pembelajaran jarak jauh). 

Misalnya, mau menambah bandwidth internet, menyewa software atau aplikasi, menyewa untuk rapat virtual. 

Khusus untuk sekolah swasta maksimal 40 persen Bosda bisa digunakan untuk honor bapak ibu guru.

Sebelum pandemi hanya bisa 20 persen. 

Ini karena saat pandemi dengan tidak ada tatap muka, mindset orang tua itu minta keringanan.

Pertama, karena ekonomi orang tua terdampak dan kedua tidak ada tatap muka. Otomatis cashflow sekolah swasta terganggu. 

Harapannya daya beli masyarakat tidak terganggu, multiplayer effect-nya banyak. 

Beberapa sekolah sempat menyebutkan Bosda tidak turun karena pandemi, apakah ini benar? 

Memang di awal 2020 sudah kami susun tata kelola pencairan, tetapi karena ada pandemi cashflow Pemkot juga terganggu.

Sehingga pencairannya harus antre, menunggu cashflow Pemkot tercukupi.

Karena PAD (pendapatan asli daerah) kami juga banyak yang terlambat. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved