Kisah Unik Laskar Senja, Komunitas Sosial yang Rutin Borong Dagangan Para Pedagang Berusia Senja
Ide pendirian gerakan sosial ini tercetus sejak Juli 2018. Pada November 2018 Laskar Senja langsung didirikan menjadi sebuah yayasan.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
Saking sering dipakai berjalan kaki sambil memikul puluhan hingga ratusan kilo dagangannya.
Dari wajahnya terlihat usianya tak muda lagi. Saat didekati Laskar Senja, sang bapak mengaku sudah memiliki beberapa anak serta cucu.
Oleh Ksatria Laskar Senja, dagangan itu dibeli separuhnya, sebab para relawan cukup bingung akan menyalurkan cobek yang sudah dibeli ke mana.
“Tapi sisa uang donasi tetap kami berikan cash ke bapak itu,” ucap Jumali.
Tak hanya para pedagang, pernah pula Ksatria Laskar Senja menemui seorang pengumpul barang bekas.
Uang dari para donatur tentu tak bisa digunakan untuk membeli barang bekas itu.
Sebagai gantinya, para relawan membelanjakan uang donasi menjadi barang-barang sembako untuk diberikan kepada bapak itu.
“Saat kami berikan, bapak itu menangis. Matanya merah dan sembab. Ia mengucapkan terima kasih sudah dibelikan (sembako), juga mendoakan kami lancar rezeki. Tapi saya sampaikan juga kalau bantuan ini bukan dari saya, tapi dari para donatur,” tutur Jumali.
Jumali yang juga merupakan lulusan Fakultas Teknologi Pertanian UGM angkatan 2009 itu merupakan inisiator Laskar Senja.
Ide pendirian gerakan sosial ini tercetus sejak Juli 2018. Pada November 2018 Laskar Senja langsung didirikan menjadi sebuah yayasan.
Kepada Tribun Jogja, Jumali menyampaikan, ide membuat gerakan ini berawal dari kebiasaannya melihat orang yang meminta-minta di lampu merah.
Ia berpikir, para gelandangan dan pengemis (gepeng) tersebut bisa mendapatkan uang dengan usaha yang kecil.
“Sementara ada orang-orang yang menjaga dirinya untuk tidak meminta-minta. Sepertinya mereka belum ada yang menggarap. Kami ingin mengapresiasi kerja mereka. Menurut kami mereka terhormat, yang tidak menengadahkan tangan ke atas untuk meminta-minta,” papar Jumali.
Menurutnya, jika hanya menyalurkan uang tunai kepada para pejuang nafkah itu, sudah banyak yang melakukan.
Jumali ingin berbuat sesuatu yang tidak dilakukan lembaga lain.