Kisah Unik Laskar Senja, Komunitas Sosial yang Rutin Borong Dagangan Para Pedagang Berusia Senja

Ide pendirian gerakan sosial ini tercetus sejak Juli 2018. Pada November 2018 Laskar Senja langsung didirikan menjadi sebuah yayasan.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
dok.istimewa
Laskar Senja, komunitas sosial yang rutin memborong dagangan para pedagang berusia senja 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Laskar Senja, akronim dari Sedekah Belanja, memilih jalan yang unik untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.

Sejak 2018, gerakan yang diinisiasi oleh 10 alumnus Fakultas Teknologi Pertanian UGM angkatan 2009 ini mengumpulkan donasi, lalu memanfaatkan uangnya untuk memborong dagangan penjual-penjual berusia sepuh yang ditemui di jalan.

Pagi itu, Jumat (25/12/2020), mentari masih belum tampak sepenuhnya.

Orang-orang belum juga keluar untuk bekerja.

Namun, Hawiyeh dan dua temannya yang lain, dengan semangat menjajakan sate di pinggir jalan.

Hawiyeh biasa keluar berjualan mulai pukul 05.30 hingga 08.30 WIB. Jika sate masih tersisa, suami Hawiyeh akan menjualnya kembali saat malam hari.

Hawiyeh berusia 50 tahun, ia dan suami dikaruniai 5 orang anak.

Ksatria Laskar Senja, sebutan untuk para relawan Laskar Senja, yang melihat ketiga wanita tangguh itu segera mendekat.

Dengan uang setengah juta rupiah, mereka berharap Bu Hawiyeh dan kedua temannya bisa pulang lebih awal hari itu.

“Kami gunakan uang donasi yang terhimpun di Laskar Senja untuk membeli habis dagangan ibu-ibu perkasa itu, yang sehari-hari menjual sate di pinggir jalan, berbekal perangkat yang sangat sederhana,” ujar Pembina Yayasan Laskar Senja, Jumali, saat dihubungi Tribun Jogja.

Sate-sate itu kemudian dibungkus menjadi 50-an porsi, dibagikan untuk tukang sampah, tukang parkir, tukang becak, dan pemulung yang ditemui di sekitar lokasi.

“Kebaikan yang terhimpun dengan baik, bisa membuat banyak orang ikut tersenyum bahagia,” tandas Jumali.

Jauh sebelum itu, di suatu kesempatan lain, seorang bapak penjual cobek batu tampak sedang beristirahat di depan supermarket.

Dagangannnya diletakkan di samping tubuhnya. Sandal jepit yang ia gunakan terlihat sudah sangat tipis.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved