Harga Kedelai Impor Naik, Perajin Tahu Bulat di Magelang Kurangi Ukuran dan Bobot Produknya

Lonjakan harga kedelai impor dari Rp 6.600 per kilogram menjadi Rp 9.100 per kilogram membuat para perajin cukup keberatan.

Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Rendika Ferri K
Para perajin tahu bulat di Kota Magelang terpaksa mengurangi ukuran dan bobot tahu produksinya karena harga bahan baku kedelai yang melonjak, Senin (4/1/2021). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Para perajin tahu bulat di Kota Magelang terpaksa mengurangi ukuran dan bobot tahu produksinya karena harga bahan baku kedelai yang melonjak.

Lonjakan harga kedelai impor dari Rp 6.600 per kilogram menjadi Rp 9.100 per kilogram membuat para perajin cukup keberatan.

Seperti perajin tahu bulat di Kawasan Tidar Trunan, Kota Magelang, Danang Santoso, yang menyiasati kenaikan harga kedelai dengan mengurangi bobot tahu produksinya.

Bobot tahu bulat sekitar 16-17 gram menjadi 13-14 gram per tahu bulat.

“Setiap kali produksi kami timbang. Jadi kalau meleset sedikit saja, kami sudah minus lagi. Dari harga kedelai yang tadinya Rp6.600, sampai sekarang Rp9.100 per kilogram. Kenaikannya hampir Rp2.500 per kilogram,” katanya, Senin (4/1/2021).

Danang mengeluhkan kenaikan harga kedelai yang menyebabkan biaya produksi juga ikut naik.

Ia mesti menambah modal sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu untuk satu kali gilingan.

Sebanyak satu ton kedelai  disiapkan untuk stok produksi selama tiga hari.

Sebanyak 375 kilogram kedelai untuk 30 gilingan saban hari. Sekali gilingan 12,5 kilogram.

Ia pun mesti mengeluarkan biaya tambahan sekitar Rp2,5 juta untuk produksi selama itu.

Namun ketimbang menaikkan harga tahunya, ia memilih mengurangi sedikit bobot tahu beberapa gram saja.

Meski pasar tetap ada permintaan, pedagang pasar akan keberatan jika harga tahu dinaikkan.

Jika kondisi seperti ini terus, ia sendiri yang kewalahan. Bisa saja libur produksi dulu.

“Kalau market kita nggak ada masalah. Tapi kalau harga bahan baku (naik) begini terus otomatis menambah beban biaya produksi. Saya kan (jual) lewat sales dulu baru pedagang. Katanya itu sudah harga maksimal. Jadi kalau naik lagi itu sulit, mending libur dulu,” ujar Danang.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved