Cara Kerja GeNose C19, Alat Pendeteksi Covid-19 Melalui Hembusan Napas Karya UGM Yogyakarta

dr Dian Kesumapramudya Nurputra, seorang anggota tim pembuat GeNose C19 membeberkan cara kerja alat tersebut dalam mendeteksi Covid-19

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
Istimewa
GeNose, Alat Deteksi Covid-19 dari UGM, 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berhasil menciptakan GeNose C19 yang disebut bisa mendeteksi Covid-19 melalui hembusan napas.

GeNose C19 diklaim mampu mendeteksi keberadaan virus SARS-CoV-2 di orofaring atau tenggorakan melalui hasil metabolisme volatile organic compound (VOC), atau semacam senyawa hidrokarbon kompleks yang diproduksi dari hasil metabolisme virus.

dr Dian Kesumapramudya Nurputra, seorang anggota tim pembuat GeNose C19 membeberkan cara kerja alat tersebut dalam mendeteksi Covid-19.

Dian menuturkan, virus SARS-CoV-2 memiliki pola berbeda dengan pola virus-virus lainnya sehingga dapat terdeteksi.

Pola ini ditangkap pada saat orang mengembuskan napas oleh 10 sensor yang ada di dalam mesin ini.

Baca juga: UPDATE Covid-19 Kulon Progo : Tambahan 37 Kasus Baru dan 9 Pasien Sembuh Hari Ini

Baca juga: Hasil Uji Klinis Tahap Akhir di Turki, Vaksin Covid-19 dari Sinovac Diklaim Efektif 91,25 Persen

Dari hasil pembacaan sensor akan muncul pola-pola gelombang elektrik yang kemudian diterjemahkan oleh lima macam software AI (intelegensi buatan) yang dipergunakan.

Dengan berbagai uji coba yang telah dilakukan, sistem AI pada alat ini semakin lama akan semakin pintar.

Semakin sering GeNose C19 terpapar dengan Covid-19, maka ia akan semakin akurat dan tepat dalam mendiagnosis Covid-19.

Berbeda dengan swab test PCR yang membutuhkan waktu pemeriksaan hingga beberapa hari, GeNose C19 dapat mendeteksi Covid-19 hanya dalam hitungan beberapa puluh detik dan tanpa menimbulkan rasa sakit.

Orang yang akan diperiksa menggunakan GeNose C19 cukup meniup sebuah kantung berwarna putih.

Kantung berisi napas yang menyerupai balon tersebut kemudian ditancapkan ke saluran mesin GeNose C19.

dr Dian Kesumapramudya Nurputra, anggota tim peneliti GeNose menjelaskan cara kerja alat pendeteksi Covid-19 itu.
dr Dian Kesumapramudya Nurputra, anggota tim peneliti GeNose menjelaskan cara kerja alat pendeteksi Covid-19 itu. (TRIBUNJOGJA.COM / Maruti Asmaul Husna)

Mesin GeNose C19 yang telah terhubung ke sebuah laptop, memiliki sensor dengan kemampuan membaca pola senyawa dalam napas manusia.

Hanya sekitar satu menit kemudian, layar laptop telah menunjukkan hasil pembacaan mesin GeNose C19 berupa kode yang mengindikasikan positif atau negatif Covid-19.

Nama GeNose diambil dari singkatan ‘G’ artinya Gadjah Mada, ‘e’ dari electronic, ‘nose’ dari hidung, dan ‘C19’ dari Covid-19.

Alat ini sekaligus merupakan inovasi pertama di Indonesia yang digunakan untuk pendeteksian Covid-19 melalui embusan napas.

Aplikasinya terhubung langsung dengan sistem terkomputerisasi untuk mendapatkan hasil diagnosis secara realtime.

Adapun tim penemu GeNose berasal dari peneliti lintas bidang di UGM, yakni Dr Eng Kuwat Triyana, MSi (FMIPA), dr Dian Kesumapramudya Nurputra, SpA, MSc, PhD (FKKMK), Dr Ahmad Kusumaatmaja (FMIPA), dan dr Mohamad Saifudin Hakim, MSc, PhD (FKKMK).

Dian mengungkapkan, dengan GeNose keputusan yang cepat dan kemampuan mengisolasi pasien positif Covid-19 dalam waktu cepat bisa dilakukan.

“Sehingga kita bisa memisahkan orang sakit dan orang sehat, sementara orang sehat bisa bergerak ke luar untuk menggerakkan proses ekonomi,” ungkapnya. 

Kantongi Izin Edar

Alat pendeteksi Covid-19 melalui hembusan napas buatan tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diberi nama GeNose C19 akhirnya resmi mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Kamis (24/12/2020).

Dengan demikian, GeNose C19 mulai dapat diterjunkan untuk membantu penanganan Covid-19 melalui upaya percepatan tracing dan tracking dengan kemampuan sensitivitas 90 persen.

Alhamdulillah berkat doa dan dukungan luar biasa dari berbagai pihak, tepat hari ini 24 Desember 2020, pukul 15.00, pada hari ke-290, GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar untuk mulai dapat diterjunkan membantu penanganan COVID-19 dengan upaya mempercepat tracing dan tracking sesuai kemampuannya dengan sensitifitas 90%, spesifisitas 96, akurasi 93% dengan PPV 88% dan NPV 95%. Bukan main-main sidang izin edar yang dilalui,” tulis Dian dalam laman Facebook-nya dan telah dikonfirmasi, Jumat (25/12/2020).

Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja bersama Ketua Tim Uji Klinis Ge-Nose, Dian Kesumapramudya Nurputra saat kick off uji diagnostik GeNose, alat screening Covid-19 buatan UGM di Rumah Sakit Lapangan Khusus (RSLKC) Bambanglipuro, Bantul.
Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja bersama Ketua Tim Uji Klinis Ge-Nose, Dian Kesumapramudya Nurputra saat kick off uji diagnostik GeNose, alat screening Covid-19 buatan UGM di Rumah Sakit Lapangan Khusus (RSLKC) Bambanglipuro, Bantul. (Tribunjogja/ Ahmad Syarifudin)

Dian mengungkapkan, pihaknya memberi apresiasi kepada tim review uji klinis Kemenkes yang terdiri atas 8 profesor dari UI, UNAIR, Profesi Patologi Klinik, UNHAS, ITB, dan Kemenkes.

“Tim review dengan detil, rigid, namun compassionate mengawal, mengkritisi, dan memberikan masukan, walaupun di-setting serba cepat,” imbuhnya.

Ia menambahkan, dengan keluarnya izin edar GeNose C19 ini, tim akhirnya dapat fokus menyelesaikan manuskrip publikasi.

Ditargetkan, akhir bulan Desember tim peneliti dapat mengajukan naskah publikasi, sehingga secara akademik keandalan GeNose C19 dapat dipertanggungjawabkan.

Baca juga: Inilah Ciri-ciri Ruam Kulit Akibat Gejala COVID-19 Seperti yang Dialami Dewi Persik

Baca juga: UPDATE 25 Desember: Bertambah 7.259 Orang, Kini Jumlah Kasus COVID-19 di Indonesia Tembus 700.000

Meski sudah siap lepas landas, Dian menuturkan, produksi alat GeNose C19 sementara masih terbatas karena terbatasnya modal awal penyertaan produksi di tahap pertama.

Saat ini baru tersedia 100 unit alat dan akan dilanjutkan produksi 100 unit berikutnya.

Menurut Dian, penempatan alat GeNose C19 harus strategis agar manfaatnya langsung berdampak secara luas, disertai dengan protokol quality control yang ketat terutama kendali produksi, SOP pemeriksaan, dan kendali lingkungan di mana GeNose C19 akan ditempatkan.

Tim ahli menunjukan GeNose
Tim ahli menunjukan GeNose (IST)

“Mohon doa agar kami segera mendapat bantuan modal penyertaan awal, sehingga bisa diproduksi 1000-2000 unit di batch berikut sehingga GeNose C19 bisa didistribusikan lebih luas lagi,” paparnya.

Di samping itu, tantangan lainnya adalah memasukkan GeNose C19 ke dalam ekosistem pemeriksaan Covid-19 di Indonesia.

Di sini dibutuhkan bantuan kebijaksanaan organisasi profesi dan pemerintah dengan basis bukti hasil uji diagnostik yang telah dilakukan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved