Yogyakarta

PHRI : Wisatawan yang Gagal ke Bali Tak Lantas Beralih ke Yogyakarta

PHRI menyebut indikasi bahwa wisatawan mengalihkan perjalananya dari Bali ke Yogyakarta, belum terasa sejauh ini.

Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo 

TRIBUNJOGJA.COM - Pemerintah memberlakukan aturan test swab bagi para wisatawan yang ke Bali dengan menggunakan pesawat, dan rapid antigen yang melakukan perjalanan darat.

Hal itu mengakibatkanya banyaknya pembatalan perjalanan wisata ke Bali.

Kondisi tersebut disebut tidak berpengaruh pada pengalihan perjalanan ke Yogyakarta.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono memaparkan, indikasi bahwa wisatawan mengalihkan perjalananya dari Bali ke Yogyakarta, belum terasa sejauh ini.

Baca juga: Sultan HB X Siap Tutup Hotel dan Tempat Wisata yang Tak Patuh Protokol Kesehatan

Deddy mengatakan bahwa tak hanya Bali, namun ada beberapa daerah lain yang memberlakukan aturan serupa seperti Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Justru menurutnya, kondisi ini berpotensi menurungkan tingkat kunjungan ke DIY.

"Indikasi wisatawan (beralih) ke Jogja itu belum ada. (Reservasi) Masih stagnan 42 persen. Bahkan ini tadi ada info dari temen-teman, potensi untuk turun reservasinya itu ada. Karena banyak cancel," ujarnya Kamis (17/12/2020).

Menurutnya, kebijakan pemerintah yang mendadak tanpa ada koordinasi malah merugikan pelaku wisata.

Baik itu di DIY maupun seluruh Indonesia.

"Sekarang DIY yang tidak menutup wisatawan terimbas oleh itu," ucapnya.

Baca juga: Ratusan Hotel dan Restoran Kota Yogyakarta Terima Dana Hibah, Tertinggi Dapat Rp 1 Miliar

Padahal menurutnya, PHRI DIY sudah menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut datanya wisatawan, termasuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat dan disiplin.

Deddy tetap berharap adanya peningkatan okupansi saat liburan Natal dan tahun baru nanti.

Namun dari pantauannya, reservasi untuk tanggal 20-30 masih stagnan 42 persen.

Namun demikian, Deddy memaparkan bahwa PHRI tetap menargetkan reservasi sampai di angka 70 persen.  

"Ini jujur saja, kebijakan pemerintah yang mendadak ini membuat kita semakin terengah-engah. Kita yang berharap Desember nanti  mendapatkan tambahan cash flow, sekarang kita menjadi nglokro (patah semangat). Ini merugikan bagi yang sudah reservasi, dan juga merugikan kita sebagai pelaku pariwisata," tambahnya. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved