Yogyakarta

Kepala Dinkes DIY: Masih Banyak Warga Anggap COVID-19 Tak Berbahaya

Kejenuhan dalam menghadapi COVID-19 di masyarakat sudah terjadi dan menyebabkan kasus COVID-19 meningkat.

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Tangkapan layar live streaming Tribun Jogja bersama BNPB, Kamis (17/12/2020).
Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg Pembajun Setyaningastutie 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Setelah libur panjang pada Oktober 2020, terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang signifikan di DIY.

Dinas Kesehatan DIY pun kemudian melakukan analisis mengapa kasus bisa meningkat sangat banyak.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg Pembajun Setyaningastutie menyampaikan, pihaknya telah melakukan telesurvei terkait persepsi kerentanan COVID-19 bagi masyarakat DIY pada Juni, Agustus, dan Oktober.

Hasilnya, persentase orang yang menganggap COVID-19 bukan hal serius terus mengalami peningkatan.

Tertinggi, pada Oktober sebanyak 37,5 persen responden menganggap COVID-19 itu tidak penting.

“Persepsi kerentanan di Oktober meningkat, responden ada 3.400 orang. Kurang lebih 37,5 persen merasa bahwa COVID-19 ini biasa-biasa saja, kalau sakit tinggal ke rumah sakit. Ini yang membuat kami prihatin,” ujarnya dalam live streaming Tribun Jogja bersama BNPB, Kamis (17/12/2020).

Baca juga: Dinkes : Keluarga Benteng Pertahanan Pertama dari Serangan COVID-19

Lebih lanjut, ungkap Pembajun, jumlah responden yang menganggap COVID-19 tidak berbahaya tersebut mengalami peningkatan di kelompok usia produktif, yang juga merupakan kelompok terbesar dalam persentase tersebut.

“Ini yang menyebabkan kasus kita meningkat. Yang paling banyak menganggap Covid-19 bukan hal serius ini usia produktif yang justru sering pergi ke luar rumah. Padahal di rumah masih ada balita, lansia, dan orang-orang yang rentan,” tuturnya.

Ia melanjutkan, kejenuhan dalam menghadapi COVID-19 di masyarakat sudah terjadi dan menyebabkan kasus COVID-19 meningkat.

“Ini tidak hanya individu, tetapi juga masyarakat. Petugas keamanan pun mungkin sudah mulai jenuh. Sebenarnya bukan tidak boleh, silakan, tapi protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan,” imbuhnya.

“Protokol kesehatan 4M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan) ini sudah harga mati, tidak bisa ditawar. Ini adalah hal yang mudah sebetulnya dilakukan,” sambungnya. ( Tribunjogja.com

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved