BREAKING NEWS : Ratusan Pengungsi Gunung Merapi di Magelang Memutuskan Pulang ke Rumah

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Sebanyak 276 pengungsi dari Dusun Babadan I, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, yang mengungsi di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, kembali pulang ke rumah, Senin (14/12/2020) siang ini.

Sedari siang hari, mereka sudah mengepak barang-barang mereka di bilik-bilik pengungsian yang telah 38 hari mereka tempati.

Baca juga: Pemda DIY dan BBPOM Bekerjasama Tingkatkan Potensi UMKM Melalui Edukasi Keamanan Produk

Baca juga: Kumpulan Doa Memohon Rezeki yang Dipanjatkan Muslim kepada Allah SWT

Barang-barang itu diangkut menggunakan kendaraan pikap terbuka, truk, dan mobil.

Mereka kemudian naik satu per satu. Ada juga yang mengendarai sepeda motor.

Tak lupa mereka berpamitan dengan petugas dan relawan yang telah membantu mereka di pengungsian.

Sejumlah dari pengungsi juga tak mampu menahan rasa haru saat berpamitan.

Pukul 13.00 WIB tepat dan rintik hujan yang turun mengiringi para pengungsi dari kelompok rentan mulai dari lansia, anak-anak, dan ibu hamil dan menyusui itu berangkat pulang ke rumah mereka di Dusun Babadan I, Desa Paten, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.

Kepala Desa Banyurojo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Iksan Maksum, mengatakan, kurang lebih ada 276 pengungsi dari Dusun Babadan I, Desa Paten, Kecamatan Dukun yang pulang kembali ke rumah mereka, Senin (14/12/2020) ini.

"Jumlah pengungsi sekitar 276, tadi pagi sudah ada beberapa keluarga yang mendahului dan memang mereka pulang karena atas kemauan sendiri. Namun mereka tetap musyawarah dengan para tokoh yang ada di dusun," katanya, Senin (14/12/2020) ditemui di lokasi pengungsian di TEA Banyurojo.

Mereka sudah bertahan kurang lebih 39 hari di TEA Banyurojo ini, dari masa tanggap darurat pertama Merapi oleh Pemkab Magelang pada tanggal 6-30 November 2020, berlanjut masa tanggap darurat kedua pada tanggal 1-14 Desember 2020 ini.

"Pengungsi dari pertama tanggal 6-30 November, itu tanggap darurat yang pertama. Tanggal 30 November itu mereka sudah ingin pulang ketika habis masa tanggap darurat. Namun kemudian bertahan sampai 14 hari Sampai dengan saat ini, mungkin sudah menahan lebih 14 hari ingin pulang," katanya.

Pihak desa sendiri tidak dapat memaksa pengungsi tetap tinggal karena mereka pulang karena keinginannya sendiri.

Namun, Kades mempersilahkan pengungsi yang tetap tinggal, akan dilayani sebaik mungkin.

Ia menegaskan kepulangan ini sementara.