Sempat Terpuruk Akibat Pandemi, Pelaku Usaha di Jogja Kini Mulai Rebound

Para pelaku usaha di Yogyakarta mulai kembali menggeliat setelah sempat terpuruk akibat pandemi covid-19

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
Dok
Bincang Bisnis Festival UMKM Sembada 3 pada Sabtu (5/12/2020) di Jogja City Mall 

TRIBUNJOGJA.COM - Para pelaku usaha di Yogyakarta mulai kembali menggeliat setelah sempat terpuruk akibat pandemi covid-19. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Kadin DIY, Wawan Hermawan dalam acara Bincang Bisnis Festival UMKM Sembada 3 pada Sabtu (5/12/2020) di Jogja City Mall.

Hal ini diketahui dari survei yang memperlihatkan adanya rebound para pelaku usaha sejak bulan November 2020.

Berdasarkan survei tersebut, diketahui pada bulan Juni para pelaku usaha sebenarnya memperkirakan bahwa pandemi covid-19 bisa berakhir hingga bulan Oktober 2020. Sehingga perkiraannya pada bulan Desember 2020 ini sudah benar-benar pulih. Namun, pada kenyataannya pandemi covid hingga kini masih belum berakhir.

Menurut Wawan, dampak Covid mulai dirasakan sejak April hingga Juli. Rata-rata omset pelaku usaha yang dalam hal ini UMKM terjun bebas hingga rata-rata kehilangan 90 persen. Tak sedikit di antaranya yang terpaksa menutup usahanya.

Meski begitu, ada pola-pola adaptif para pelaku usaha yang kemudian membantu mereka untuk bangkit kembali dari keterpurukan.

"Tidak sedikit UKM yang ganti baju, tadinya juala baju kini jualan masker," katanya.

Strategi adaptasi itulah yang tampaknya menolong para pelaku usaha untuk bertahan dan rebound menggerakkan kembali perekonomian.

"Kata kuncinya adalah inovasi. Bagaimana UKM bisa menghadapi covid di sini dengan inovasi dan juga pengamatan pasar kemudian melakukan perubahan produk sesuai kemampuan daya beli pasar. Ini yang harus diamati," tambahnya.

Hal diamini oleh Direktur PT Hebat Indonesia Semesta, Aesta Fajar. Pria yang menjual produk craft kelas ekspor ini mengakui bahwa pandemi sempat memukul usahanya. Omset turun hingga tidak ada transaksi.

Namun mulai bulan November 2020, roda bisnis sudah kembali berputar bahkan menunjukan peningkatan yang signifikan.

"November sudah kembali meningkat. Omsetnya Rp 300-an juta, atau meningkat 90 persen," katanya.

Ia sepakat bahwa perlu ada perubahan strategi dalam menghadapi situasi yang berbeda. Juga perlu inovasi dan riset pasar yang optimal, supaya bisa mengenal lebih dalam bagaimana tren pasar dalam situasi kekinian. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved