Yogyakarta
GKBRAy Adipati Paku Alam X : UMKM Harus Tonjolkan Kearifan Lokal dan Memiliki Kemasan yang Menarik
GKBRAy Adipati Paku Alam X usulkan agar produk UMKM dari wilayah DIY untuk mencatumkan daerah asal produknya agar dapat dikenal secara luas.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Sleman bertemu dengan GKBRAy (Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu) Adipati Paku Alam X saat audiensi di di Puro Pakualaman, Yogyakarta, Kamis (3/12/2020) kemarin.
Dalam kesempatan itu, Gusti Putri (panggilan akrab GKBRAy Adipati Paku Alam X) berpesan agar produk UMKM dari Yogyakarta harus dapat menonjolkan kearifan lokal, misalnya batik.
Hal ini untuk meningkatkan kehidupan UMKM sendiri.
Termasuk dalam hal packaging yang dibuat semenarik mungkin.
Baca juga: Kembangkan Bakat, Warga Pesisir di Bantul Dilatih Membatik
Gusti Putri mengharapkan HIPPI Sleman dapat bermitra serta berkolaborasi dengan pihak yang terkait dengan UMKM, seperti Dinas Perindusrian dan Perdagangan, Dinas UMKM dan Koperasi dan Dinas Pariwisata.
Hal itu dimaksudkan agar dapat membuat UMKM semakin berkembang dan meningkat kesejahteraan.
UMKM harus berkolaborasi dengan banyak pihak misalnya untuk satu produk jangan dilakukan dari produksi, packaging (pengemasan) dan pemasaran oleh satu UMKM saja, melainkan dibagi-bagi seperti halnya yang terjadi di Korea, China, Jepang.
"Packaging yang baik itu akan menarik pembeli dan itu justru yang nomor satu dipikirkan. Buatlah produk yang paling disukai. Bakpia itu sebenarnya paling disukai tetapi sayangnya kemasannya tidak bagus sehingga tidak sampai mendunia. Berbeda hanya dengan Tokyo Banana, Moci China dan lain-lain," ungkapnya.
Dalam kemasan suatu produk itu, katanya menambahkan, harus dibuat semenarik mungkin.
Misalnya dicantumkan filosofi batiknya atau keterangan program di mana sekian persen keuntungan untuk anak yang berkebutuhan khusus.
"Hal seperti itu yang akan laku di pasaran," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Gusti Putri juga menyarankan agar para perajin batik tidak menggunakan motif batik parang, karena motif tersebut dikenakan oleh Raja Keraton Yogyakarta.
Baca juga: Sekar Jagad Perjuangan Batik Nitik Menjadi Indikasi Geografis DI Yogyakarta
Ia pun juga mengusulkan agar produk UMKM dari wilayah DIY termasuk Sleman untuk mencatumkan daerah asal produknya agar dapat dikenal secara luas.
Ketua DPC HIPPI Sleman, Atik Sri Purwantiningsih, mengatakan HIPPI DIY sudah siap berkolaborasi dengan bersinergi dengan pihak manapun termasuk instansi dan dinas yang berkaitan dengan UMKM.
"HIPPI Sleman berharap bisa membantu UMKM dalam bidang pemasaran, packaging dan perijinan dan lain-lain," ujarnya.
Karena itu, kata Ketua Bidang Promosi dan Kemintraan, Tetra Budiarto menambahkan, HIPPI Sleman akan menyelenggarakan kegiatan Pameran UMKM Bangkit di Sleman City Hall yang diikuti oleh sekitar 100 peserta.
Dan ada ruang konsultasi khusus bagi UMKM secara gratis yang mengalami kesulitan dalam bidang pembiayaan, pemasaran produksi, SDM dan kelembagaan/perijinan. (Tribunjogja.com)
