Bisnis
Menjaga Kestabilan Pasar Modal di Tengah Pandemi COVID-19
Untuk menstabilkan pasar modal, OJK dan SRO senantiasa melakukan pengembangan pasar modal mengikuti dinamika pemulihan ekonomi yang terus berkembang.
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dalam memberikan informasi terkini kepada Wartawan Pasar Modal, serta memperingati 43 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) yaitu PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyelenggarakan Media Gathering Pasar Modal 2020 pada Selasa (1/12/2020).
Media Gathering Pasar Modal 2020 menghadirkan narasumber Kepala Departemen Pengawasan Pasar
Modal 1A OJK Luthfy Zain Fuady, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi, Direktur Utama KPEI Sunandar, dan Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo.
Media Gathering Pasar Modal 2020 diselenggarakan secara semi virtual menggunakan Zoom.
Baca juga: Berhasil Bertengger di Zona Hijau, Saham Ditutup di Posisi 5.8313 Hari Ini
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen mengatakan, pasar modal Indonesia juga tidak luput dari tekanan pandemi COVID-19.
Pada Maret lalu, kinerja IHSG sempat terpuruk di titik terendah yakni sebesar 3.937,63.
"Namun, pada November 2020 kemarin, IHSG sudah kembali menguat dan berada pada posisi 5.783,33 poin atau naik sebesar 46,87 persen. Oleh karenanya, kita semua patut bersyukur karena saat ini perekonomian kita sudah terlihat semakin membaik, meskipun belum secepat yang kita harapkan," jelasnya melalui webinar Memperkuat Stabilitas Pasar Modal pada Era New Normal, pada Selasa (01/12/2020).
Kondisi IHSG per November 2020 secara year to date masih terbilang cukup baik, jika dibandingkan dengan negara tetangga kita, Singapura, Filipina, dan Thailand.
Sementara itu, menurut Direktur utama BEI, Inarno Djajadi mengatakan, selama tahun 2020, BEI telah meluncurkan sejumlah program, seperti peluncuran layanan elektronik e-IPO untuk meningkatkan efisiensi proses IPO serta meningkatkan perlindungan investor.
Selain itu, BEI juga meluncurkan aplikasi IDX Virtual Trading yang dapat digunakan sebagai media untuk melakukan simulasi trading bagi calon investor, serta dapat membantu Anggota Bursa dalam
mengedukasi calon investor.
Baca juga: BEI DIY Gelar Sekolah Pasar Modal Digital Sebagai Sarana Edukasi Pemahaman Saham
"BEI secara resmi telah merilis indeks baru, yaitu Indeks IDX Quality30 yang dapat digunakan oleh investor sebagai salah satu panduan untuk berinvestasi," tuturnya.
BEI juga mengikuti arahan pengembangan Pasar Modal Syariah sesuai dengan Roadmap Pasar Modal Syariah 2020 - 2024.
Pada 27 Oktober 2020 yang lalu, BEI meluncurkan IDX DNA atau Sistem Distribusi Keterbukaan Informasi Perusahaan Tercatat Terintegrasi.
Perkembangan terbaru, BEI telah merilis sistem perdagangan obligasi secara elektronik yaitu Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) dan melakukan perubahan Maximum Price Movement produk ETF pada 9 November 2020.
Untuk menstabilkan pasar modal, OJK dan SRO senantiasa melakukan pengembangan pasar modal mengikuti dinamika pemulihan ekonomi yang terus berkembang.
Hal ini dilakukan agar perdagangan di Pasar Modal Indonesia dapat berlangsung dengan teratur, wajar, dan efisien. (Tribunjogja.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/menjaga-kestabilan-pasar-modal-di-tengah-pandemi-covid-19.jpg)