Daerah Istimewa Yogyakarta Baru Terdampak Madden Julian Ossilation Belum La Nina

Madden Julian Ossilation (MJO) merupakan perambatan awan konvektif ke arah timur dengan kecepatan 5 meter per detik

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjogja.com | Hasan Sakri
Mendung Tebal - Mendung hitam menggelayut diatas Kota Yogyakarta, Selasa (22/9/2020). 

Tribunjogja.com Yogyakarta -- Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi dan durasi yang lama pada beberapa hari terakhir.

Kondisi tersebut dipicu oleh fenomena Madden Julian Ossilation (MJO) .

Apa itu Madden Julian Ossilation (MJO) ?

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)  Stasiun Klimatologi Sleman, Reni Karningtyas yang mengatakan, MJO merupakan perambatan awan konvektif ke arah timur dengan kecepatan 5 meter per detik, di sepanjang equator mulai dari Samudera Hindia sampai dengan perairan Pasifik Barat dan Tengah, dengan periode perambatan 30 hingga 60 hari.

Selain itu, Reni mengatakan hujan kali ini karena pengaruh konvergensi atau peristiwa pertemuan angin di Jawa.

"Sehingga terjadi penumpukan uap air di sekitar DIY dan mengakibatkan banyak hujan," kata Reni saat dihubungi Tribunjogja.com, Minggu (29/11/2020).

Masih kata Reni, MJO mulai melintasi perairan Jawa dan masuk ke beberapa wilayah Indonesia sejak November dan diperkirakan berakhir pada awal Desember.

Sedangkan dampak La Nina diperkirakan baru akan mencapai puncaknya pada Desember 2020, dan Januari tahun depan.

"Tetapi dampak La Nina yang signifikan masih akan kita rasakan bervariasi. Dari Januari hingga Maret 2021, menyesuaikan wilayah," imbuhnya.

Lebih lanjut, Reni menegaskan untuk curah hujan antara Desember kali ini hingga Februari 2021 mulai tinggi.

Kondisi tersebut bersamaan dengan puncak La Nina, dan Monsun Asia (angin Baratan) yang dampaknya menurut Reni akan banyak membawa uap ke wilayah Indonesia.

"Jadi hujan yang tinggi ini belum masuk puncak dampak La Nina. Puncaknya La Nina baru akan terasa Desember 2020 hingga Februari 2021 bersamaan dengan Munson Asia," terang dia.

Melalui peringatan dini kali ini, diharapkan masyarakat dan pemangku kebijakan di DIY untuk mewaspadai dan mulai menyiapkan perencanaan antisipasi.

Informasi Citra Radar Cuaca di Wilayah Yogyakarta beberapa hari yang lalu
Informasi Citra Radar Cuaca di Wilayah Yogyakarta beberapa hari yang lalu (BMKG Staklim Jogja)

Intensitas hujan yang meninggi dalam beberapa hari terakhir diwaspadai jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta.

Satu pos yang berlokasi di Ngentak, Sinduharjo, Sleman, dijadikan ujung tombaknya.

Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Bayu Wijayanto mengatakan bahwa pihaknya memang mempunyai satu pos di Ngentak, untuk memantau debit air dari atas.

"Sehingga, jika ada banjir lewat Sungai Boyong, warga Kota bisa mempersiapkan diri," ujarnya, Minggu (29/11/20).

Menurut Bayu, ketika intensitas hujan meninggi seperti saat ini, warga yang tinggal di kawasan rawan banjir pun diminta terus meng-update informasi terkini, mengenai kondisi dan potensi bencana yang sewaktu waktu bisa terjadi.

"Warga kota bisa mengerti intensitas air yang melewati Sungai Code melalui frekuensi BPBD Kota Yogyakarta. Jika membahayakan BPBD memiliki EWS (Early Warning System) banjir sebanyak 15 buah di 3 sungai," terangnya.

Bayu memastikan, jika banjir benar-benar terjadi, petugas yang memantau pos di Ngentak pun akan memberi sinyal kepada warga. Dengan begitu, masyarakat pun dapat mempersiapkan diri sebelum musibah datang.

"Warga mendapatkan peringatan dini saat ada aliran lahar dingin, atau banjir yang akan tiba di Kota ya, kurang lebih setengah jam dari pantauan Pos BPBD di ngentak," pungkasnya.

PEngguna jalan menggunakan jas hujan saaat melintas di jalan Panembahan Senopati, Kota Yogyakarta, Kamis (13/8/2020).
PEngguna jalan menggunakan jas hujan saaat melintas di jalan Panembahan Senopati, Kota Yogyakarta, Kamis (13/8/2020). (TRIBUNJOGJA.COM / Hasan Sakri)

Persiapan La Nina

Fenomena La Nina yang berpotensi meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah yang diprediksi puncaknya terjadi hingga Februari mendatang nyatanya juga menjadi perhatian bagi Dinas Pertanian Dan Pangan (Distanpangan) Kabupaten Kulon Progo.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Aris Nugroho mengatakan untuk mengantisipasi dampak tersebut yang dimungkinkan dapat menimbulkan terjadinya genangan pada lahan pertanian, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Sebab, timbulnya genangan di lahan pertanian dapat mengakibatkan gagal panen hingga menyebabkan kerugian.

Sehingga pihaknya telah membuat satgas penanganan di Kabupaten dan setiap kapanewon.

"Di kabupaten satgas penanganan ada di Distanpangan, kalau di setiap kapanewon ada di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Sehingga laporan-laporan terjadinya genangan bisa segera ditindaklanjuti," ucapnya Minggu (29/11/2020).

Aris melanjutkan pihaknya juga telah menyiapkan sarana dan prasarana berupa pompa air milik Distanpangan dan beberapa BPP tiap kapanewon.

"Kemudian kita berkoordinasi dengan kodim dan koramil yang juga siap dengan pompa airnya jika terjadi genangan," katanya.

Adapun wilayah yang menjadi perhatian terjadinya genangan yakni Panjatan, Bugel, Pleret, Wates dan Temon.

Namun demikian meskipun di musim penghujan, ia menargetkan pada tahun ini dengan luasan lahan sebesar 5.000 hektar dapat menghasilkan panen sebesar 6,6 ton per hektar gabah kering giling.

Terlebih, pihaknya juga menyiapkan upaya untuk mengurangi resiko bagi petani dengan keikutsertaan asuransi tani.

Sehingga petani bisa mendapatkan ganti rugi apabila ada kejadian yang tidak diinginkan dengan adanya fenomena La Nina.

"Apabila terjadi puso, petani akan mendapatkan klaim asuransi sejumlah Rp 6 juta per hektar dengan biaya pendaftaran asuransi sebesar Rp 36 ribu per hektar," ujarnya. ( Tribunjogja.com | Hda | Aka |Scp )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved