Kasus Covid-19 Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Belum Capai Puncak

Total kasus positif di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini mencapai 5219 kasus

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Google Earth
Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta 

Tribunjogja.com Yogyakarta -- Total kasus positif di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini mencapai 5219 kasus.

Sedangkan total kasus sembuh di DIY mencapai 3957.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akan memperketat protokol kesehatan, lantaran kasus Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta belum menemui puncaknya.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji, menyampaikan sebagian kecamatan di DIY termasuk ke dalam zona merah Covid-19.

Oleh karena itu, pemerintah DIY akan melakukan persiapan penanganan.

Salah satunya penegakan hukum (gakkum) terkait kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.

"Merah itu di beberapa kecamatan. DIY secara keseluruhan lebih banyak kuning dan oranye. Ya tentu kami akan melakukan beberapa persiapan," katanya, Selasa (24/11/2020).

Ia menambahkan, operasi penegakan hukum akan diperkuat kembali lantaran ada kecenderungan masyarakat mulai lalai terapkan protokol kesehatan.

Persiapan lain, Aji akan mengecek ketersediaan shelter dan rumah sakit rujukan untuk keperluan penanganan yang lebih banyak.

"Kami akan cek shelter dan kesiapan RS rujukan. Kalau memang diperlukan, akan kami tambah," tegas Aji.

Pesepeda mengenakan masker untuk di masa pandemi virus Covid-19 melintas di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Kamis (9/7/2020)
Pesepeda mengenakan masker untuk di masa pandemi virus Covid-19 melintas di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, Kamis (9/7/2020) (Tribunjogja.com | Hasan Sakri)

Kasus Gunungkidul

Seorang pelajar di Kabupaten Gunungkidul dilaporkan positif COVID-19 pada Senin (24/11/2020) . Penularan diduga terjadi saat pelajar yang bersangkutan berada di sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul Bahron Rasyid mengakui pihaknya sudah mendapat laporan tersebut.

"Benar ada satu pelajar yang dinyatakan positif, saat ini masih dalam proses penelusuran (tracking) kasus," kata Bahron pada wartawan, Selasa (24/11/2020).

Ia mengatakan proses penelusuran melibatkan para pelajar lain dan tenaga pengajar yang kontak dengan kasus tersebut. Aktivitas belajar tatap muka pun dihentikan sementara waktu.

Disdikpora Gunungkidul sendiri sudah membuka pintu kegiatan belajar tatap muka sejak Oktober lalu, namun secara terbatas. Keputusan itu didasarkan berbagai pertimbangan, mulai dari hak pelajar hingga teknis.

"Pertemuan hanya dalam sekali sampai dua kali seminggu, tiap pertemuan hanya selama 2 jam," ujar Bahron.

Meski diperbolehkan, pihak sekolah diwajibkan untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Termasuk berunding dengan pelajar dan wali murid sebelum memutuskan tatap muka.

Sekolah pun perlu mengajukan ijin aktivitas ke Satuan Tugas (Satgas) tingkat kapanewon. Jika hasil pengecekan oleh Satgas lolos, maka rekomendasi akan diberikan. Bahron menyebut jumlah pelajar dibatasi maksimal sekitar 15 orang.

"Tapi jika ada kasus, maka aktivitas belajar tatap muka terbatas wajib dihentikan sampai situasi benar-benar kondusif," ujarnya.

Merujuk pada data Disdikpora Gunungkidul, saat ini ada sekitar 80 persen sekolah jenjang SD-SMP yang melakukan pertemuan terbatas. Selain di sekolah, pertemuan dilakukan dalam bentuk kelompok belajar.

Terungkapnya kasus penularan di sekolah tersebut diketahui dari laporan harian Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul. Kepala Dinkes Gunungkidul Dewi Irawaty melaporkan kasus tersebut terjadi di wilayah Kapanewon Patuk.

"Penularan COVID-19 diduga terjadi di lingkungan sekolah," kata Dewi kemarin sore.

Adapun kasus baru dari Patuk tersebut terdiri dari 2 anak, yaitu laki-laki berumur 9 tahun dan perempuan yang tidak disebutkan umurnya. Dewi juga tidak merinci mana dari salah satu kasus tersebut yang merupakan pelajar sekolah.

Hingga Senin (23/11/2020) lalu, Gunungkidul mencatatkan konfirmasi positif secara kumulatif sebanyak 425 kasus. Terdapat lonjakan signifikan kasus baru mencapai 14 kasus dalam sehari.

Kulon Progo

Carik Kalurahan Demangrejo, Rubiyono menunjukkan pengumuman penutupan operasional Kantor Kalurahan Demangrejo selama lima hari.
Carik Kalurahan Demangrejo, Rubiyono menunjukkan pengumuman penutupan operasional Kantor Kalurahan Demangrejo selama lima hari. (TRIBUNJOGJA.COM / Sri Cahyani)

Kantor Kalurahan Demangrejo yang berada di Kapanewon Sentolo ditutup sementara karena adanya temuan seorang pegawai yang dinyatakan positif Covid-19.

Penutupan tersebut dilakukan selama lima hari mulai sejak Senin (23/11/2020) hingga Jumat (27/11/2020).

Carik Kalurahan Demangrejo, Rubiyono mengatakan Kalurahan Demangrejo ditutup karena ditemukan seorang pamong terkonfirmasi positif Covid-19 karena tertular dari klaster Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).

Sehingga direkomendasikan seluruh pegawai Kalurahan Demangrejo untuk mengikuti swab test.

Ia menyebut total ada 22 pegawai yang diminta untuk melakukan swab test.

"Jadi berdasarkan kesepakatan dengan pihak terkait, kantor Kalurahan Demangrejo kami tutup mulai 23-27 November 2020. Sebab, pada hari ini (Selasa 24/11/2020) seluruh pamong kalurahan termasuk Babinkamtibmas dilakukan swab test di Puskesmas Sentolo 2," katanya Selasa (24/11/2020).

Kota Jogja

Sejumlah ASN di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dinyatakan positif terpapar virus corona.

Mereka yang terpapar meliputi, Kepala Dinas Sosial (Dinsos), hingga tiga orang pegawai di Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP).

Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi pun mengatakan, Kepala Dinsos diketahui terpapar pada Senin (24/11/20) malam. Menurutnya, yang bersangkutan tertular dari sang istri, dan sejauh ini masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Ya, beliau kena dari istrinya. Sekarang dirawat di rumah sakit, karena ada gejala," terangnya, saat dijumpai di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (24/11/20).

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi (Tribunjogja/ Azka Ramadhan)

Heroe menyatakan, saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) masih berupaya melakukan skrining di lingkungan Dinsos, untuk melacak kontak erat yang bersangkutan. Karena itu, dirinya belum bisa memaparkan berapa jumlah pegawai di instansi tersebut, yang harus melakoni swab test.

"Masih ditelusuri ya, karena baru tadi pagi saya mendapat informasinya. Kadinsos sudah isolasi mandiri sejak dua hari lalu, tapi hasilnya baru keluar semalam dan pagi tadi saya dapat kabar dari Sekdinnya," ujarnya.

"Kemudian, pagi ini teman-teman dari Dinkes melakukan skrining di sana. Harapan saya langsung swab saja, karena Dinsos ini kan layanan sosialnya ke masyarakat langsung," lanjut Wawali Kota Yogyakarta tersebut. ( Tribunjogja.com | Hda | Alx | Scp )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved