Pandemi Covid 19

Daftar Vaksin yang Sudah Uji Klinis Tahap 3, Diklaim Ampuh Atasi Virus Corona

Daftar Vaksin yang Sudah Uji Klinis Tahap 3, Diklaim Ampuh Atasi Virus Corona

Editor: Hari Susmayanti
kontan.co.id
llustrasi. Vaksin Covid-19 

TRIBUNJOGJA.COM - Sejumlah perusahaan internasional tengah bekerja keras untuk membuat vaksin guna mengatasi Pandemi covid-19.

Setelah hampir setahun melanda seluruh dunia, kini mulai ada titik terang vaksinya.

Sejumlah perusahaan sudah mulai menemukan kandidat vaksin untuk mengatasi Pandemi virus Corona.

Kandidat-kandidat vaksin virus Corona tersebut saat ini sudah memasuki uji klinis tahap ketiga.

Vaksin harus melalui proses uji klinis tiga tahap sebelum akhirnya disetujui dan bisa digunakan.

Sementara itu, beberapa kandidat vaksin yang dikembangkan sejumlah negara telah sampai pada tahap akhir pengujian dan mengklaim keefektifannya mencapai 90 persen.

Berikut empat kandidat vaksin virus Corona yang mulai memasuki uji klinis tahap ketiga.

1. Pfizer dan BioNTech

Pfizer Inc yang bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech mengklaim kandidat vaksin yang dikembangkannya 95 persen efektif dan tidak memiliki efek samping serius.

Melansir New York Times, data menunjukkan bahwa vaksin mencegah Covid-19 yang ringan dan parah.

Vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech disebut dengan nama BNT162b2, dengan menggunakan m-RNA.

Teknologi ini sebelumnya digunakan Jerman dalam pengembangan vaksin kanker eksperimental.

Uji coba fase dua dan tiga digabungkan dan mulai dilakukan pada 27 Juli 2020.

Sukarelawan yang diuji pada fase ini berasal dari berbagai daerah dengan penularan SARS-CoV-2 signifikan.

Tinjauan regulasi atas vaksin Pfizer dan BioNTech diharapkan didapat sebelum akhir tahun.

Sementara hasil awal dari uji fase satu dan dua menunjukkan vaksin menghasilkan antibodi dan respons sel-T yang spesifik untuk SARS-CoV-2.

2. Moderna

Perusahaan Moderna Inc mengklaim kandidat vaksinnya mempunyai efektivitas 94,5 persen, berdasarkan data awal uji klinis fase tiga.

"Analisis sementara yang positif dari studi tahap tiga kami telah memberi validasi klinis pertama bahwa vaksin dapat mencegah penyakit Covid-19, termasuk penyakit parah," ujar CEO Moderna dikutip dari CNBC, 16 November 2020.

Analisis tersebut mengevaluasi 95 kasus infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi di antara 30.000 peserta uji coba.

Sebanyak 90 kasus yang diamati merupakan kelompok plasebo, yang dibandingkan dengan 5 kasus pada kelompok penerima dua dosis vaksin.

Selain itu, Moderna menyebut tidak ditemukan masalah keamanan yang signifikan pada vaksinnya.

Secara umum, vaksin aman dengan sebagian efek samping yang dapat ditoleransi dengan kategori ringan atau sedang.

Efek sampingnya seperti nyeri di lokasi suntikan, kelelahan, nyeri otot, dan sakit kepala.

Untuk diketahui, perusahaan bioteknologi yang berbasis di Massachusetts ini bekerja sama dengan National Institues of Health mengembangkan vaksin corona bernama mRNA-1273.

Vaksin bergantung pada penyuntikan potongan materi genetik virus, mRNA, ke dalam sel manusia.

Baca juga: Ilmuwan Israel Temukan Teknologi Bunuh Sel Kanker Tanpa Kemoterapi

Baca juga: 5 Komplikasi Diabetes yang Harus Diwaspadai : dari Ginjal, Stroke Hingga Kerusakan Mata

 

3. Gamaleya

Vaksin Sputnik V Rusia yang dikembangkan Gamaleya Center, juga mengklaim keefektifan vaksinnya mencapai 92 persen.

Vaksin terbukti manjur di antara sekelompok sukarelawan yang menjadi bagian dari uji coba fase tiga.

Kendati begitu, laporan awal kemanjuran vaksin Sputnik V belum dipublikasikan dalam jurnal medis yang ditinjau sejawat.

Sebagai tambahan informasi, Rusia menjadi negara pertama yang mendaftarkan dan menyetujui vaksin virus corona.

Gamaleya mengembangkan vaksin vektor virus menggunakan versi lemah adenovirus penyebab flu biasa utuk memperkenalkan lonjakan protein virus SARS-CoV-2 ke tubuh.

Vaksin menggunakan dua jenis adenovirus, dengan suntikan kedua diberikan setelah 21 hari untuk meningkatkan respons kekebalan.

4. Sinovac

Vaksin virus corona eksperimental yang dikembangkan Sinovac Biotech, CoronaVac, memicu respons imun yang cepat namun menghasilkan tingkat antibodi lebih rendah daripada orang yang sudah pulih dari penyakit Covid-19.

Diberitakan Aljazeera, 18 November 2020, para peneliti mengatakan vaksin CoronaVac memberikan perlindungan yang cukup.

CoronaVac dan empat vaksin emsperimental lainnya yang dikembangkan di China saat ini tengah menjalani uji coba tahap akhir untuk menentukan keefektifannya dalam mencegah Covid-19.

"Penemuan kami menunjukkan bahwa CoronaVac mampu memicu respons antibodi yang cepat dalam empat minggu setelah imunisasi dengan memberikan dua dosis vaksin pada interval 14 hari," ujar Zhu Fengcai dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Provinsi Jiangsu di Nanjing.

"Kami yakin ini membuat vaksin cocok untuk penggunaan darurat selama pandemi," lanjut dia.

Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul " 4 Vaksin Corona yang Efektifitasnya Diklaim Mencapai 90 Persen

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved