Profil Biodata Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman, Pernah Jualan Klepon dan Jadi Loper Koran
Berikut ini adalah profil dan biodata dan sosok Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta ( Pangdam Jaya) Mayjen TNI Dudung Abdurachman
TRIBUNJOGJA.COM - Berikut ini adalah profil dan biodata dan sosok Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta ( Pangdam Jaya) Mayjen TNI Dudung Abdurachman menjadi pembicaraan hangat netizen.
Dudung mendapat banyak apresiasi dari kalangan warganet karena keberaniannya menurunkan spanduk Habib Rizieq Front Pembela Islam ( FPI).
Berikut biodata Mayjen TNI Dudung Abdurachman:
Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman, S.E., M.M. lahir di Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965 adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 27 Juli 2020 mengemban amanat sebagai Panglima Kodam Jaya.
Dudung, lulusan Akmil 1988 ini dari kecabangan Infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Gubernur Akmil.
Riwayat Pendidikan
- Akmil (1988)
- Sesarcabif (1988)
- Diklapa-I
- Diklapa-II
- Seskoad
- Lemhannas
Riwayat Jabatan
- Dandim 0406/Musi Rawas
- Dandim 0418/Palembang
- Aspers Kasdam VII/Wirabuana (2010—2011)
- Danrindam II/Sriwijaya (2011)
- Dandenma Mabes TNI
- Wagub Akmil (2015—2016)
- Staf Khusus Kasad (2016—2017)
- Waaster Kasad[4] (2017—2018)
- Gubernur Akmil (2018—2020)
- Pangdam Jaya (2020—)
Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya.
Begitulah petikan pernyataan tegas Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta ( Pangdam Jaya) Mayjen TNI Dudung Abdurachman ketika dikonfirmasi wartawan tentang video viral prajurit TNI mencopot spanduk dan baliho pemimpin Front Pembela Islam ( FPI) Rizieq Shihab.
"Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum. Kalau pasang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan. Jangan seenaknya sendiri, seakan-akan dia paling benar, enggak ada itu," kata Dudung di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020).
Dudung lahir di Bandung, Jawa Barat pada 16 November 1965. Kariernya menjadi Pangdam Jaya tak mudah. Dia adalah sosok "from zero to hero".
Dikutip dari tayangan YouTube KompasTV pada 27 Juni 2020, masa muda Dudung dikenal penuh perjuangan.
Ayahnya adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS), namun meninggal dunia saat Dudung masih SMP. Sejak saat itulah, Dudung harus membantu ibunya bekerja untuk membesarkan dia dan delapan saudaranya.
Dudung tak malu untuk berjualan kue di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat, bahkan juga menjadi loper koran.
"Saya harus cari kayu bakar dekat rumah dan keliling (jualan kue) di asrama (TNI). Jadi pagi saya ambil koran, saya baca-baca dulu koran itu terutama Kompas, saya paling seneng tajuk rencana Kompas," ujar Dudung,