Kisah Ki Seno Nugroho Merintis Jadi Dalang Versi Ki Catur Benyek Kuncoro

Adik sepupu Ki Seno Nugroho, Catur Kuncoro atau lebih popular disebut Ki Catur Benyek Kuncoro, membeberkan masa-masa sulit saat Seno tekuni pedalangan

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
IST
Dalang Ki Seno Nugroho 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Dalang Ki Seno Nugroho meninggal dunia di usia 48 tahun, Selasa (3/11/2020). Usia yang terbilang muda untuk ukuran dalang wayang kulit. 

Almarhum meninggal saat karirnya sebagai dalang tengah menjulang di puncak. Selama lebih kurang empat tahun terakhir, pengaruh Ki Seno Nugroho di jagat seni tradisi begitu diakui.

Adik sepupu Ki Seno Nugroho, Catur Kuncoro, atau lebih popular disebut Ki Catur Benyek Kuncoro, membeberkan masa-masa sulit saat Seno Nugroho tergerak menekuni pedalangan.

Jalannya tidak mudah, walau ayahnya, Ki Suparman, saat itu juga tengah moncer sebagai dalang wayang kulit gagrak Yogyakarta.

Cerita panjang lebar Catur Benyek Kuncoro tentang almarhum Seno Nugroho diunggah di channel You Tube Darjo.

Tribunjogja.com, Minggu (15/11/2020), sudah meminta izin Catur Benyek untuk menuliskannya, dan dipersilakan mengutip kisahnya.

Catur Benyek Kuncoro terhitung masih keluarga dekat Seno Nugroho. Secara silsilah, ia menceritakan tentang kakeknya, Ki Cermo Bancak.

Mbah Bancak ini dalang kondang Yogyakarta pada masanya. Ia juga bisa menari, karawitan, main wayang orang, dan seni tradisional lain.

Nama Bancak menurut Catur Benyek, sebutan yang disematkan orang lain, karena ia dikenal piawai memainkan diri sebagai Bancak dalam pertunjukan bersama sosok Doyok, pasangannya.

“Bancak itu pemain yang mengenakan topeng hitam, Doyok bertopeng putih. Di seni reog atau jathilan, ada sosok Penthul dan Tembem. Nah, kira-kira sama lah seperti itu,” kata Catur.

Nama asli Mbah Bancak itu Cermo Diharjo. Setelah tenar sebagai dalang, ia akhirnya menggunakan nama Ki Cermo Bancak. Tinggalnya di Mangkukusuman, Kota Yogya.

Mbah Bancak ini menikahi Kasilah, perempuan yang kemudian identik disebut Mbok Cermo. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua putra, Suparman dan Supardi.

“Dari Mbok Cermo inilah saya mendapatkan semua cerita masa dulu. Saya lebih sering diasuh Mbok Cermo ini sejak TK, karena bapak dan ibu saya kerap bepergian untuk berkesenian,” ungkap Catur Kuncoro.

Dari kedua putranya itu, Suparman dan Supardi, mereka menikah dan dikaruniai putra/putri. Parman memiliki beberapa anak laki-laki, dan Seno Nugroho itu putranya ketiga.

“Pak Pardi punya tujuh anak, satu di antaranya saya ini,” lanjut dalang wayang hiphop ini. Menurut Catur Benyek, bapak dan pakdenya, jelas tumbuh besar dalam iklim keluarga seniman.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved