Penanganan Covid

BREAKING NEWS : 83 Santriwati di Bantul Reaktif, Gugus Tugas Langsung Lakukan Tes Swab

Sebanyak 724 santriwati di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul menjalani screening Covid-19 melalui pemeriksaan cepat.

Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Hari Susmayanti
SHUTTERSTOCK/Polina Tomtosova
Ilustrasi mutasi Virus Corona 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sebanyak 724 santriwati di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul menjalani screening Covid-19 melalui Rapid Diagnostik test atau pemeriksaan cepat.

Hasilnya, ada 83 santri putri yang dinyatakan reaktif. Mereka langsung dipisahkan dengan lainnya, dan dilanjutkan dengan uji swab. 

"Hasil swab-nya seperti apa, kita tunggu dua hari kedepan," kata Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Bantul, dr. Sri Wahyu Joko Santoso, atau biasa disapa Oki, Senin (16/11/2020).

Oki mengatakan, ponpes yang santriwati-nya reaktif sudah melakukan pengendalian.

Semua yang reaktif telah ditempatkan di sebuah gedung dan ruangan khusus dan terpisah dengan santriwati lainnya.

Saat ini, Ia mengaku masih menunggu hasil swab, untuk memetakan dan melakukan langkah selanjutnya. 

"Apabila ada yang positif maka akan dilakukan tracing lagi, kepada yang kontak erat," ucapnya. 

Baca juga: Vaksin Moderna Disebut 94,5 Persen Efektif Cegah Covid-19

Baca juga: Update Covid-19 DIY, Kasus Baru Tambah 67, Terbanyak Dari Kabupaten Bantul

Oki mengatakan, screening yang dilakukan di salah satu ponpes di Kecamatan Piyungan ini merupakan tindak lanjut dari adanya 4 pasien positif sebelumnya.

Gugus Tugas melakukan screening populasi kepada 724 santriwati, termasuk pengajar dan pembimbing. 

"Hasil Rapid tes semuanya sudah langsung keluar dan 83 itu yang reaktif. Mereka sudah langsung kita swab," terangnya. 

Pondok pesantren yang diketahui ada santriwati yang reaktif ini ada dua komplek, yaitu komplek putra dan putri.

Screening yang dilakukan ada di komplek putri.

Menurut Oki, hasil pengamatan dirinya, komplek putra dan putri saling berjauhan. Jaraknya ada sekitar satu kilometer dan tidak saling berhubungan.

Artinya pengajar yang ada di komplek putra tidak mengajar di komplek putri. Begitu juga sebaliknya, sehingga menurutnya sudah terlokalisir. 

Kendati demikian, Oki mengatakan, pihaknya ingin membuat semua komplek di pondok pesantren di Piyungan tersebut aman dan bebas covid-19.

"Sehingga komplek putra pun akan kita usahakan screening," tutur dia. (Tribunjogja/Ahmad Syarifudin)

Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. Tribunjogja.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu 3M:

- Wajib Memakai masker
- Wajib Menjaga jarak dan menghindari kerumunan
- Wajib Mencuci tangan dengan sabun

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved