Bisnis
Pertamina Suntikkan Dana Kemitraan ke 250 Mitra Binaan UMKM
Hingga saat ini telah tersalurkan dana kemitraan sebesar Rp 21,2 miliar atau telah mencapai 117% dari target awal di tahun 2020.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung pelestarian warisan budaya nasional, salah satunya yaitu batik.
Dukungan yang diberikan Pertamina yakni dalam bentuk pemberian bantuan pinjaman permodalan melalui program kemitraan.
Selain mendapatkan bantuan modal, para pelaku UMKM juga mendapatkan fasilitas lain yang dapat mendorong produktivitas.
Vitalia Pamungkas, pemilik dari Rumah Batik Jinggar menjelaskan, awalnya ia mengembangkan usahanya pada tahun 2010.
Baca juga: Dukung Kesehatan Lingkungan, Pertamina Hadirkan Program Langit Biru di Kabupaten Sleman
Saat itu, ia tidak memproduksi kain batik sendiri, namun mengolah batik lawasan yang sudah ada ke produk fashion.
"Seiring berjalannya waktu banyak yang komplain kenapa gampang sobek. Maka kami berpikir untuk produksi batik sendiri," jelasnya.
Produknya kemudian berkembang dan kini ia tak hanya memproduksi batik klasik sogan, namun juga memproduksi batik kontemporer yang kaya akan warna.
Untuk kisaran harganya, mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 2 juta.
"Produk unggulan kami adalah batik kontomporer," ucapnya.
Usahanya semakin berkembang setelah ia bergabung dengan program kemitraan dari Pertamina.
Baca juga: Pertamina Dukung Program Paket Konversi BBM ke BBG bagi Petani dan Nelayan
Ia mengatakan bahwa sudah bergabung di progam ini sejak lima tahun lalu, dan ini sudah pinjaman permodalan untuk kedua kalinya.
"Selama menjadi binaan pertamina, kami terbantu dari segi permodalan dan pemasaran. Kami diajak pameran baik di dalam negeri maupun luar negera, mendapatkan pelatihan, dan pernah diajak refreshing dengan outbound," ujarnya.
Kini pandemi jadi tantangan terbaru bagi dia.
Vitalia mengaku bahwa ia juga terdampak dari pandemi ini.
Namun demikian, ia terus berupaya bertahan dan tetap memproduksi walaupun secara jumlah tidak sebanyak ketika sebelum pandemi.
