Tawaran Pak Manteb kepada Gading Pawukir Seno Saputro Anak Ki Seno Nugroho
Ki Manteb Sudarsono menambahkan nama Seno Saputro untuk Gading Pawukir.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM Yogyakarta -- Dalang kawakan Ki Manteb Sudarsono turut hadir dalam acara doa bersama peringatan 7 hari meninggalnya Ki Seno Nugroho, Senin (9/11/2020) malam.
Acara doa dan peringatan digelar di kediaman keluarga Ki Seno Nugroho di Gayam, Argosari, Sedayu, Bantul, Senin (9/11/2020) malam.

Ratusan warga, teman, kerabat, dan penggemar wayang kulit hadir di Gayam.
Tampak juga sejumlah dalang dari Sragen dan Karanganyar.
Pada kesempatan ini, Ki Manteb mengungkapkan blangkon yang ia kenakan malam ini merupakan pemberian Ki Seno Nugroho kala itu.
Selain itu, Dalang yang dikenal dengan jargon "Oye" ini juga memberikan tambahan nama kepada Gading Pawukir, putra Ki Seno Nugroho, yang digadang-gadang bisa meneruskan kiprah Ki Seno menjadi seorang dalang.
Ki Gading Pawukir Seno Saputro adalah nama yang kini disandang anak kedua dari mendiang Ki Seno Nugroho.
Ki Manteb Sudarsono menambahkan nama 'Seno Saputro' untuk Gading Pawukir.
Ki Manteb mendoakan, Gading kelak menjadi Dalang yang bisa melebihi kesuksesan Ayahnya.
Sempat Beri Pesan Khusus
Sebelumnya, Ki Manteb juga sempat menyampaikan pesan khusus setelah Ki Seno Nugroho meninggal dunia.
Pesan itu ditujukan ke semua penggemar Ki Seno Nugroho, serta secara khusus pesan dan permintaan ditujukan ke putra almarhum, Gading Pawukir.
Lewat bahasa campuran Jawa dan Indonesia, Ki Manteb secara khusus meminta semua penggemar Ki Seno Nugroho merenung.
“Yang kehilangan bukan hanya kalian, aku kelangan. Seno itu bisa terkenal, laris, aku senang bukan main. Ini berarti apa yang ku tanam benar-benar tumbuh,” kata Ki Manteb.
“Nah, saiki wis dipanggil Gusti, jangkane memang wis tekan semono, kodrate Seno,” lanjutnya sembari meminta siapa saja penggemar fanaik Ki Seno Nugroho merenung.

“Ayo merenung bareng, kalian nanti cari kira-kira siapa dalang yang bisa menggantikan rasa kehilangan Seno. Kira-kira siapa, kalian yang menentukan, bukan saya,” kata ki Manteb.
Dalang yang sabetannya memukai ini mengaku sudah berulang-ulang mengingatkan agar semua dalang dicintai warga.
“Siapapun dalangnya, cintailah, biar wayang kulit semakin membanggakan dan popular.
Meski memang setiap penggemar wayang itu pasti punya idola,” kata Ki Manteb.
Kepada putra almarhum Ki Seno, Gading Pawukir, secara khusus Ki Manteb Sudarsono menyampaikan sederet pesan, permintaan, sekaligus tawaran.
“Seno itu punya bibit bagus, cucuku Gading Pawukir. Ayo nak, bapak sudah tidak ada, aku ya paham bagaimana rasanya kehilangan bapak, tapi sudahilah sedihmu,” pinta Ki Manteb.
“Kamu tangisi seperti apapun, bapak sudah tiada. Unen-unen mengatakan mikul duwur mendem jero, dadi terusno sejarahe bapakmu,” lanjut Ki Manteb.
“Kamu senang wayangnya Mbah Manteb, ayo belajar sama Mbah Manteb. Bapakmu dulu yang membesarkan ya aku,” lanjutnya.
“Bermain wayang lah yang baik, kalau bisa lebihi bapakmu. Ikhlaskan bapakmu, kamu yang meneruskan dharmanya,” ujar Ki Manteb yang masih terus mendalang di usianya yang cukup sepuh.
“Mau meniru bapakmu, apik. Mau meniru Mbah Mantep, ayo, kapan-kapan suk ketemu Mbah Manteb, tak ajari, mumpung Mbah Manteb masih bisa mengajari,” lanjutnya di depan Ki Putut dan Ki Joko Edan.
Kesaksian Orang Dekat
Setelah tujuh hari pascameninggalnya dalang Ki Seno Nugroho, terungkap beberapa kenangan seputar wafatnya sang dalan kondang asal Yogyakarta tersebut. Salah satunya dari orang dekat Ki Seno Nugroho, Ambar Irawan.
Ia merupakan salah seorang anggota staf dari tim Live Streaming Ki Seno Nugroho.
Kebetulan, Ambar turut menemani istri Ki Seno Nugroho, saat Sang dalang menjadi tindakan medis di ruang ICU RS PKU Muhammadiyah Gamping, sepekan yang lalu.
Saat berbincang dengan reporter Tribun Jogja, Ambar pun menceritakan sedikit detik-detik terakhir sebelum Ki Seno Nugroho tutup usia.
"Saya ikut menunggui waktu bapak di ICU, di dalam itu ada Ibu (istri Ki Seno Nugroho) dan saya, lalu di luar itu ada Pak Bagyo dan Pak Gunawan," tuturnya saat ditemui pada acara tujuh hari meninggalnya Ki Seno Nugroho, Senin (9/11/2020) malam.

Ambar mengatakan saat berada di dalam ICU, ia menuturkan saat itu dirinya hanya berdua bersama istri Ki Seno yang juga menunggu di dalam ruangan.
Ditambahkannya, saat itu dirinya juga mengatakan Ki Seno masih bisa menggerakkan beberapa anggota tubuhnya.
"Waktu saya masuk (ke ICU) itu masih sempat saya tanyai 'Pak, Pak,' begitu, dan waktu itu bapak itu masih bisa gerak-gerak. Tapi terus selang beberapa menit, beliau udah nggak ada," imbuh dia.
Ia pun mengaku dirinya melihat wajah terakhir Ki Seno Nugroho saat dinyatakan telah meninggal dunia.
"Bapak itu meninggal (wajahnya) masih dalam keadaan tersenyum gitu, sampai akhirnya saya tutup dengan ucapan Innalillahi wa innailahi rajiun," kata Ambar.
"Itu yang tak inget-inget sampai sekarang, saya benar-benar kehilangan banget," tambahnya.
Sosok yang Dermawan
Ambar pun menuturkan beberapa kenangannya bersama mendiang Ki Seno Nugroho.
Di matanya, Ki Seno Nugroho merupakan sosok yang layaknya orangtua dan sangat mengayomi.
Selain itu, Ki Seno juga dikenalnya sebagai sosok dermawan dan orang yang tidak bisa melihat orang lain susah.
"Pak Seno udah seperti orangtua, beliau itu dermawan dan tidak pernah membeda-bedakan, dari segala hal kecil pun saya ingat beliau itu baik," ujarnya.
Ambar menceritakan, pernah suatu ketika, dirinya melihat Ki Seno Nugroho membeli koran dari seorang pengasong koran.
Kepada pengasong tersebut, kata Ambar, Ki Seno memberikan uang sebesar Rp50 ribu.
"Beli korannya beliau pakai uang Rp50 ribuan itu dan gak mau pakai kembalian. yang jelas beliau itu nggak mau melihat orang lain sedih atau susah," kenangnya.
Ki Seno Nugroho meninggal dunia Selasa (3/11/2020) malam di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman.
Almarhum dimakamkan di Semaki Gedhe, pada Rabu (4/11/2020).
Ribuan orang pelayat mengantarkan penguburan almarhum saat itu, mulai dari kerabat, tetangga, para rekan seniman hingga penggemar Ki Seno.
Acara didahului sambutan wakil keluarga, pembacaan surat Yasin, tahlil, doa, dan rencananya pesan kesan orang-orang dekat Ki Seno Nugroho.
Paguyuban kesenian Wargo Laras mengirinkan acara, dan mempersembahkan uyon-uyon untuk mengenang almarhum Ki Seno Nugroho pada saat acara doa bersama tujuh hari meninggalnya Ki Seno pada Senin malam ini. ( tribunjogja.com )