Nasi Aking, Sumber Pangan Alternatif Bagi Penderita Diabetes

Diabetes biasa disebut oleh masyarakat awam sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula. Hal ini dikarenakan tingginya kadar glukosa dalam darah

Ist
Nasi Aking, Sumber Pangan Alternatif Bagi Penderita Diabetes 

MENURUT data riskesdas tahun 2018, diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degenerative yang hingga saat ini menjadi penyebab kematian terbesar ketiga di Indonesia dengan persentase 6,7 %, setelah stroke (21,1 %) dan penyakit jatung koroner (12,9 %).

Diabetes biasa disebut oleh masyarakat awam sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula. Hal ini dikarenakan tingginya kadar glukosa dalam darah.

Diabetes sendiri terbagi menjadi dua tipe yaitu tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 disebabkan kekurangan produksi insulin dalam tubuh akibat destruksi atau menurunnya kerja pankreas, sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan oleh faktor gaya hidup, seperti pola makan berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, diet lemak tinggi, kurangnya konsumesi serat, garam dan gula yang berlebih.

Penderita diabetes jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun dan terjadi di negara-negara di dunia. Menurut data WHO tahun 2006, diprediksi kenaikan jumlah penderita DM di Indonesia menurut WHO (World Health Organization) dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.

Angka tersebut merupakan angka yang cukup tinggi. Dilihat dari gaya hidup masyarakat yang konsumtif, lebih menyukai makanan cepat saji yang tinggi lemak, serta makanan dan minuman kekinian yang tinggi gula, tinggi garam dan rendah serat, tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dapat menjadi faktor resiko terjadi DM tipe 2.

Nasi dianggap sebagai makanan yang harus dihindari bagi penderita diabetes, dikarenakan tingginya indeks glikemik yang dapat mempercepat kenaikan glukosa darah setelah makan.

Tapi tau kah anda? Ada produk dari nasi yang dapat dijadikan solusi yaitu nasi aking. Nasi aking adalah sisa nasi yang tidak termakan dan masih bersih, kemudian dikeringkan.

Pada beberapa daerah biasanya nasi aking yang telah dijemur dijadikan makanan ternak, atau dikonsumsi oleh masyarakat dengan cara digoreng, padahal ketika digoreng maka kandungan minyak terserap dalam nasi aking akan semakin tinggi, dan tentunya tidak baik bagi Kesehatan.

Nasi aking sebagai solusi bagi penderita Diabetes Mellitus tipe 2

Berdasarkan hasil review beberapa literatur, nasi aking dapat dijadikan solusi pangan bagi penderita diabetes tipe 2. Nasi aking memiliki indeks glikemik yang rendah, yang berarti bahwa setelah proses pencernaan tidak serta merta atau mudah meningkatkan kandungan glukosa (gula) dalam darah. Nasi aking juga mengandung pati resisten (pati tahan cerna).

Kandungan pati resisten ini akan difermentasi dalam usus besar oleh bantuan bakteri-bakteri baik. Hasil fermentasi berupa asam organik, dapat mengembalikan kerja pankreas dalam menghasilkan insulin secara optimal.

Pemanfaatan nasi aking sebagai alternatif pangan bagi penderita DM dapat dilakukan dengan cara menepungkan nasi aking yang sudah dikeringkan sebelumnya. Tepung nasi aking ini kemudian bisa diaplikasikan dalam berbagai produk pangan seperti kue atau camilan lain berupa cookies atau biskuit.

Selain dapat menjadi alternatif pangan bagi penderita DM, dengan mengolah nasi aking menjadi bahan pangan dapat menjadi upaya dalam pengurangan limbah pangan (food waste). Menurut data Barilla Center for Food (2017) jumlah makanan yang terbuang sebesar sekitar 300 kg, termasuk didalamnya ada nasi.

Hal ini sangat disayangkan karena di satu sisi masih banyak orang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan sebagai kebutuhan dasar setiap hari. Nasi yang terbuang dengan sia-sia sama saja membuang sumber daya yang dihimpun dan didigunakan untuk memproduksi nasi dalam suatu sistem pangan.

Pernahkah kita membayangkan bahwa untuk meghasilkan satu piring nasi dibutuhkan berapa banyak tenaga petani, berapa banyak pupuk yang digunakan, berapa air yang digunakan untuk menjaga tanaman padi tetap tumbuh?

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved