The Atrium Hotel and Resort dan Sahabat Jogja Berbagi Sambangi PP Ainul Yakin
Mulai lanjutkan bagi beras meski dalam kondisi belum begitu pulih. Kami sangat senang program ini berbarengan dengan program Sahabat Jogja Berbagi.
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Berbagi beras bagi yang membutuhkan menjadi agenda bulanan
program CSR (Corporate Social Responsiblity) The Atrium Hotel and Resort, hotel bintang 4 yang berada di Jalan Kebon Agung No. 20 Sendangadi Mraen Sleman.
Sempat tutup selama dua bulan karena pandemi Covid-19, kini bersama para pelaku wisata yang tergabung dalam komunitas Sahabat Jogja Berbagi menyambangi PP Ainul Yakin di Tepus, Gunungkidul.
Adin Jumiadi, General Manager The Atrium Hotel and Resort dalam rilis yang diterima Tribun Jogja Sabtu (7/11/2020) mengatakan, "Kita mulai lanjutkan bagi beras meski dalam kondisi belum begitu pulih. Kami sangat senang program ini berbarengan dengan program dari komunitas Sahabat Jogja Berbagi, semoga bisa menginspirasi hotel yang lain."
Hal ini juga disampaikan oleh Pradiyanto Datu Jatmiko sebagai ketua panitia komunitas Sahabat Jogja Berbagi.
“Karena Covid-19, pariwisata seperti mati suri. Kami para pelaku wisata tetap berkeinginan untuk berbagi kepada anak-anak berkebutuhan khusus dengan membawakan uang tunai, sembako, peralatan mandi dan bibit cabe untuk melengkapi kebutuhan di sini” katanya.
PP Ainul Yakin merupakan tempat untuk menampung anak berkebutuhan khusus Special Children City dengan jumlah 108 santri dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu serba bantu, arahan bantu dan mandiri.
Selain itu, acara ini menjadi wadah silaturahmi dengan dihadiri KBO Narkoba Polda DIY AKBP Hari Triyana SE MH, Gusti Raden Ayu Putri Warsitonegoro SH MM MBA, beserta tamu undangan dan tokoh masyarakat.
Sumbangan secara simbolis diterima oleh Abi Guru Isma Al Matin sebagai Direktur PP Ainul Yakin kegiatan yang dilaksanakan pada 06/11/2020.
“Saya berterimakasih meski pariwisata dalam kondisi sulit masih ingat dengan kami”, ucapnya.
Di Pondok Pesantren Ainul Yakin kebanyakan mereka sudah tidak dianggap lagi.
“Isinya komplit ada mantan narkoba, orang mbeling , mantan klitih, depresi, gangguan jiwa bukannya dijauhi harusnya mereka diberikan tempat untuk belajar, terapi, bekerja, berkeluarga sampai mereka meninggal di sini” kata Abi Guru.
Ia juga meyakini ponpes-nya akan menjadi ikon dan satu-satunya wisata terapi, edukasi dan religi di Gunungkidul dengan melakukan berbagai persiapan yaitu menyiapkan taman margasatwa dengan tidak mengubah tapi lebih menata alam, pengembangan homestay, kebun buah, pengembangan SDM dan pastinya promosi yang dibantu oleh para pelaku wisata.
Doa dan touring area pondok menjadi penutup program ini diharapkan terus berlanjut dan keadaan segera normal sehingga pariwisata segera pulih kembali. (rls)