Program Guru Kunjung Kota Yogyakarta Dialihkan Pada Konsultasi Terbatas di Sekolah
Pada Agustus 2020, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Yogyakarta mengadakan program guru kunjung yang diujicobakan kepada delapan SD
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Pada Agustus 2020, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Yogyakarta mengadakan program guru kunjung yang diujicobakan kepada delapan SD dan beberapa SMP.
Namun, melihat perkembangan kasus Covid-19 yang belum mereda program tersebut kini disarankan untuk dialihkan pada bentuk konsultasi terbatas di sekolah.
Dalam program guru kunjung atau ‘guru ngaruhke’ itu, guru datang ke suatu lingkungan tempat tinggal siswa dan mengajar beberapa murid di balai desa atau semacamnya.
Murid yang hadir dibatasi hanya beberapa siswa dan menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat.
“Melihat perkembangannya sekolah-sekolah seperti itu ya sebaiknya memang di sekolah saja, ya semacam konsultasi. Jadi mungkin istilahnya beralih dari guru kunjung ke konsultasi. Kan sama itu juga terbatas,” ujar Kepala Bidang Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Rochmat, saat ditemui di Disdik Kota Yogyakarta, Kamis (5/11/2020).
Baca juga: Daftar Nama 6 Tokoh yang Akan Menerima Gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Jokowi
Baca juga: Jumat Berkah, Jangan Lupa Baca Al Kahfi yang Punya Banyak Keutamaan
Rochmat menjelaskan, konsep guru kunjung hampir sama dengan konsultasi terbatas di sekolah.
Yang mana guru kunjung ditujukan bagi murid-murid kelas 1 SD yang dianggap belum bisa menerima pelajaran secara daring.
“Jadi nanti di konsultasi itu bagi yang kesulitan diajari caranya membaca, menulis,” tutur Rochmat.
Rochmat menjelaskan, pihaknya memfasilitasi para siswa untuk dapat melakukan konsultasi secara terbatas kepada para guru di sekolah.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan akses internet.
Selain itu, juga bagi siswa yang mengalami kesulitan memahami pelajaran yang diberikan selama pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Kami lebih mengarah ke konsultasi siswa secara terbatas itu lebih mengarah kepada yang kesulitan akses internet dan kesulitan menangkap pelajaran. Sekolah diminta untuk memfasilitasi anak-anak yang seperti itu,” bebernya.
Ditanya terkait perkembangan program guru kunjung di SMP Kota Yogyakarta saat ini, menurutnya hal itu sudah tidak dijalankan lagi.
Sementara, di tingkat SD ia belum melakukan pemantauan kembali.
Baca juga: Jogja Premium Export 2020, Upaya Bangkitkan Ekonomi di Tengah Pandemi
Baca juga: Ini Pesan Dalang Ki Manteb Sudarsono untuk Gading Pawukir, Putra Almarhum Ki Seno Nugroho