Pandemi COVID 19
Terdampak Pandemi, Restoran Franchise di Dunia Ajak Masyarakat Kembali Bertransaksi
Pandemi virus corona memang menghantam semua lini, tidak terkecuali franchise besar yang ada di seluruh dunia. Baru-baru ini, restoran cepat saji
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Burger King Indonesia juga melanjutkan pesan tersebut dengan menggunakan bahasa Indonesia. Beberapa merek yang disebutkan merupakan merek lokal.
“Tidak pernah terpikir oleh kami untuk meminta Anda melakukan ini. Sama halnya tidak pernah terpikir bahwa kami akan menganjurkan Anda untuk memesan dari Flip Burger, Carl’s Jr, Wendy’s, Klenger Burger, KFC, CFC, Domino’s PIzza, Pizza Hut, Bakso Boedjang, Sate Khas Senayan, HokBen, J.Co, Ta Wan, Sederhana, Warteg atau gerai makanan independen lainnya,” kata Burger King Indonesia.
Setelah anjuran tersebut dipublikasi Burger King Indonesia lewat akun Instagram @burgerking.id, brand @flipburger_id juga mengatakan masyarakat bisa makan merek tersebut di Outlet Flip Burger.
Kampanye saling beli itu juga diadopsi oleh brand lain, mengingatkan masyarakat agar tetap mengonsumsi barang dari mereka.
Diketahui, warga Inggris menghadapi lockdown nasional. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Perdana Menteri Boris Johnson.
Ia telah mengumumkan lockdown nasional kedua bagi Inggris untuk mencegah bencana medis dan moral untuk National Health Service (NHS).
Dia mengatakan Natal mungkin sangat berbeda tetapi dia berharap mengambil tindakan sekarang yang bisa membuat keluarga dapat berkumpul di waktu natal.
Pub, restoran, gym, dan toko non-esensial harus tutup selama empat minggu mulai Kamis (5/11/2020).
Tetapi tidak seperti batasan di musim semi, sekolah, perguruan tinggi, dan universitas dapat tetap buka.
Setelah 2 Desember, pembatasan akan dilonggarkan dan daerah akan kembali ke sistem berjenjang, katanya.

"Natal akan berbeda tahun ini, mungkin sangat berbeda, tapi ini adalah harapan dan keyakinan saya yang tulus bahwa dengan mengambil tindakan keras sekarang kita dapat memungkinkan keluarga di seluruh negeri untuk bersama,” ujarnya dalam pernyataan dikutip BBC.
Perdana Menteri mengatakan pada konferensi pers di Downing Street bahwa dia benar-benar menyesal atas dampaknya pada bisnis.
Akan tetapi, ia mengatakan sistem cuti yang membayar 80% gaji karyawan akan diperpanjang hingga November 2020.
"Tidak ada perdana menteri yang bertanggung jawab yang dapat mengabaikan angka yang menyarankan kematian akan mencapai beberapa ribu sehari, dengan puncak kematian lebih buruk daripada yang dilihat negara pada bulan April,” kata Johnson.
Dia mengatakan rumah sakit bahkan di barat daya Inggris, di mana kasus termasuk yang terendah, akan kehabisan kapasitas dalam beberapa minggu.