Sleman
Terdampak Pandemi, 2 Investor Tunda Investasi di Sleman
Ada dua investor yang menunda berinvestasi di Sleman. Satu investor hotel, satu perusahaan makanan beku dari China.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pandemi COVID-19 sangat berdampak pada perekonomian semua daerah, tak terkecuali Kabupaten Sleman.
Bahkan pandemi COVID-19 membuat investor di Sleman terpaksa menunda menanamkan modalnya.
Kepala Bidang Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (DPMPPT) Kabupaten Sleman, Arjunadir mengatakan ada dua investor yang menunda berinvestasi di Sleman.
Satu investor merupakan hotel di wilayah Depok yang masuk dalam kategori Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Baca juga: Ini Strategi Pemerintah Menarik Investasi di Tengah Pandemi
Sedangkan satu investor lainnya merupakan perusahaan makanan beku dari China, yang masuk dalam kategori Penanaman Modal Asing (PMA).
"Sejumlah investor memilih menunda investasi, karena terdampak COVID-19. Diperkirakan investasi tertunda sekitar Rp10 Miliar," katanya, Kamis (29/10/2020).
Dengan adanya penundaan investasi tersebut, tentu pihaknya harus bekerja lebih keras.
Satu di antaranya dengan membangun kepercaan investor.
Menurut dia, kebijakan penerapan protokol kesehatan secara ketat sangat relevan untuk menggaet investor.
"Jika kasus COVID-19 bisa dikendalikan, tidak bertambah, tentu dapat memicu kepercayaan investor untuk berinvestasi di Sleman,"ujarnya.
Baca juga: Ini Langkah Menteri Luhut untuk Menarik Investasi di Tengah Pandemi Covid-19
Meski kehilangan dua investor, realisasi investasi di Tri Wulan II 2020 cukup baik.
Dalam kategori PMDN, investasi terealisasi mencapai Rp456,2 Miliar.
Nilai tersebut didapat dari hotel dan resto yang mencapai Rp223 miliar.
Bidang konstruksi juga mendatangkan investor, dengan nilai investasi sebesar Rp104,4 miliar.
Investasi lain datang dari bidang perdagangan dan reparasi yang mencapai Rp78,7 miliar.
Selain itu juga bidang transporatasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp6,9 miliar.
Sedangkan untuk kategori PMA, ada 66 proyek bernilai 1.542 U$D.
Investasi paling tinggi berasal dari perdagangan dan reparasi senilai 105 U$D.
Baca juga: Investasi di Gunungkidul Alami Peningkatan Pesat Meski di Tengah Pandemi Covid-19
"Kabupaten Sleman memiliki potensi yang menarik yang dilirik investor, meskipun jenisnya kecil-kecil," ungkapnya.
Satu dari beberapa potensi menarik Sleman, adalah potensi alamnya.
Untuk itu ia mengarahkan agar investor bisa berinvestasi pada agrowisata maupun agroteknologi, seperti perkebunan belimbing madu, kelengkeng, kebun, dan lain-lain.
Pihaknya mengarahkan agar tidak semua investasi pada bangunan.
Sebab tantangan investasi di Sleman adalah keterbatasan lahan dan tingginya harga tanah.
Untuk itu, pihaknya mengarahkan agar investor memilih investasi pada bidang yang tidak memerlukan lahan yang luas. (TRIBUNJOGJA.COM)