Ratusan Rumah di Cilacap Direndam Banjir, Ketinggian Air Berkisar 10 Centimeter Hingga 1,5 Meter

Ratusan Rumah di Cilacap Direndam Banjir, Ketinggian Air Berkisar 10 Centimeter Hingga 1,5 Meter

Editor: Hari Susmayanti
Istimewa
Anak-anak di Desa Karangasem Kecamatan Sampang, Kabupaten Cilacap yang bermain-main ditengah banjir, pada Senin (26/10/2020). 

TRIBUNJOGJA.COM, CILACAP - Bencana banjir merendam ratusan rumah di lima desa di Kabupaten Cilacap pada Senin (26/10/2020).

Banjir dipicu hujan deras yang terus mengguyur sejak Senin (26/10/2020) dinihari.

Ratusan rumah yang terendam banjir tersebar di lima kecamatan Kroya, Maos dan Sampang.

"Ada 392 rumah yang tergenang air dengan ketinggian bervariasi antara 10 centimeter hingga 1,5 meter," ujar Kepala UPT Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kroya, Gunardi kepada Tribunbanyumas.com, Senin (26/10/2020).

Bukan hanya rumah warga, jalan raya Kroya-Buntu yang menghubungkan Kabupaten Cilacap-Banyumas juga tergenang air dengan ketinggian mencapai 1 meter.

Di Kecamatan Kroya sendiri terdapat tiga desa yang tergenang, kemudian Kecamatan Maos dan Kecamatan Sampang masing-masing satu desa.

Pihaknya merinci, di Desa Mujur Lor Kecamatan Kroya terdapat 15 kepala keluarga (KK) terdampak, lima di antaranya mengungsi ke tempat saudara masing-masing.

Selanjutnya di Desa Mujur, Kecamatan Kroya ada delapan KK terdampak dan 73 hektar sawah tergenang.

Kemudian di Desa Gentasari, Kecamatan Kroya ada 150 KK terdampak.

Sementara di Desa Glempang, Kecamatan Maos ada sebanyak 171 KK terdampak.

Terakhir adalah di Desa Karangasem, Kecamatan Sampang ada sebanyak 48 KK terdampak banjir.

Diketahui banjir mulai datang sekira pukul 03.00 WIB.

Banjir diduga disebabkan oleh sumbatan di sungai Buntu-Kroya dan luapan air dari wilayah pegunungan di wilayah Kabupaten Banyumas.

Banjir mulai berangsur surut mulai siang ini Senin (26/10/2020) sekira pukul 13.00 WIB, namun masih menggenangi jalan raya dan beberapa rumah.

Baca juga: Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG Senin 26 Oktober 2020, Berikut Rincian Wilayahnya

Baca juga: Info Cuaca 25 Oktober 2020: Beberapa Wilayah di DI Yogyakarta Diprediksi Hujan Ringan

 Ganjar Minta Warga Waspadai Tanda Alam

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta semua warga yang tinggal di daerah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan saat memasuki musim penghujan ini.

Sementara, Pemprov Jateng sendiri menyatakan sudah diap untuk melakukan penanganan bencana hidrometeorologi.

Ia memastikan bahwa pihaknya akan proaktif dengan memulai mengolah data prediksi dari BMKG, membuat peta bencana, termasuk infrastruktur.

Informasi tersebut kemudian disebarkan supaya masyarakat dapat mempersiapkan diri dan mengantisipasi lebih awal.

"Kita pro aktif supaya masyarakat kalau lewat jalan aman. Kalau ada potensi banjir dan longsor kita ingatkan," kata Ganjar, usai apel kesiapsiagaan bencana di halaman Kantor Pemprov Jateng, Senin (26/10/2020).

Ia meminta masyarakat paham mitigasi bencana. Selain itu, kata dia, warga harus jeli melihat tanda alam jika terjadi bencana.

Masyarakat pastinya sudah mengetahui tanda- tanda apa yang muncul sebelum terjadi bencana menurut kearifan lokal setempat.

Namun, hal tersebut juga harus didukung dengan adanya peralatan dan teknologi. Misalnya alat peringatan dini atau early warning system (EWS).

Ganjar menuturkan telah memetakan daerah- daerah berdasarkan kerawanan bencana. Selain daerah, sungai- sungai yang berpotensi banjir serta tanggul rawan jebol juga telah didata.

Ada sejumlah daerah yang diwaspadai. Antara lain di Brebes berpotensi banjir seluas 5.796 hektare, Kabupaten Tegal 1.011 hektare, Pemalang 7.296 haktere. Selain itu, potensi serupa juga bisa saja terjadi di Kendal dan Kudus.

Tidak hanya itu, peta rawan bencana juga dibuat secara detail. Misalnya, sungai mana saja berdasarkan kerawanannya yang berpotensi mengakibatkan banjir.

Misalnya di Brebes, Sungai Cisanggarung, Babakan, dan Pemali yang memiliki kerawanan aliran air limpas dan tanggul jebol.

Kemudian, Sungai Bremi di Pekalongan yang bisa saja meluap karena rob.

Selain menginventarisir satu persatu pada masing- masing daerah aliran sungai, pemprov juga menyiapkan sistem untuk pengendaliannya.

Sebut saja sistem Tegal Gongso, Tegalsari, Polder Mintaragen (Kota Tegal) dan sistem yang ada di Pekalongan dan Kota Semarang untuk antisipasi rob.

"Petanya sudah ada semua, sehingga kami siap," tandasnya.

Ia juga meminta bupati/ wali kota di Jateng bersiap untuk menghadapi bencana. Baik dari segi peralatan atau pun logistik.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Hujan Sejak Dini Hari di Cilacap, 392 Rumah di 5 Desa Tergenang Banjir

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved