Buah Bibir

BUAH BIBIR : Eka Paksiyani Merintis Karir MUA Sejak Kuliah

Eka Paksiyani tergolong sabar dan konsisten menjalani profesi yang digelutinya saat ini sebagai make up artist (MUA).

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Eka Paksiyani 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Eka Paksiyani tergolong sabar dan konsisten menjalani profesi yang digelutinya saat ini sebagai make up artist (MUA).

Pantang menyerah adalah satu di antara kunci keberhasilannya.

Dara kelahiran Pare-pare, 8 Desember 1995 ini telah merintis pekerjaan sebagai MUA sejak masih kuliah.

Alumnus Program Studi Manajemen Produksi Pemberitaan di STMM "MMTC" Yogyakarta ini memulainya pada Mei 2017 saat menjalani kuliah semester akhir.

Ketika itu, ia bekerja sebagai freelancer MUA di stasiun Net TV Biro Jogja sembari mengikuti kursus make up Paes Jogja Pengantin di Shinta Ayu Jogja.

Baca juga: BUAH BIBIR : Khikmatun Nisa Nikmati Berproses di Masa Magang

Hal itu berjalan hingga Desember 2017. Sampai Januari hingga Juli 2018 ia vakum bekerja untuk menjalani kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare.

"Agustus 2018 sampai Juni 2019 saya bekerja di proyek migas di Cilacap sebagai admin electrical di salah satu perusahaan sub contractor yang menggarap projek Pertamina. Lalu, Agustus 2019 sampai Januari 2020 saya pindah kerja lagi masih di projek minyak di Jakarta Utara tapi beda profesi, saya sebagai safety di lapangan bidang HSE," tuturnya.

Lika-liku pekerjaan masih dijalaninya setelah itu.

Maret hingga Agustus 2020 Eka kembali pindah bekerja di Kebumen, namun masih mengikuti projek migas sebagai admin HSE.

Barulah pada Agustus 2020, setelah menikah, Eka merintis kembali profesi lamanya sebagai MUA di Yogya.

Menurutnya, dari tahun ke tahun lifestyle dan fashion terus berkembang dan menjadi perhatian bagi banyak orang khususnya kaum wanita.

Hal ini menjadi potensi bagus bagi para MUA.

"Sekarang saja sudah banyak event organizer yang membuat acara fashion para designer dan pasti kegiatan seperti itu juga membutuhkan tim pendukung, yaitu make up," imbuhnya.

Baca juga: BUAH BIBIR : Lena Yanari Berdamai dengan Protokol Covid-19

Ditanya tentang tantangan selama menjadi MUA, menurutnya, harus hati-hati menggunakan produk untuk klien sesuai dengan jenis kulitnya.

Jangan sampai produk make up diaplikasikan ke kulit klien yang sensitif dan tidak cocok.

"Akan berdampak berkepanjangan untuk nama baik jasa make up kita. Nah, untuk itu terus mengenali dan mempelajari produk dan upgrade produk serta terus asah keahlian," ungkapnya.

Tantangan lainnya, kata dia, di era sekarang juga sudah menjamur para MUA. Karena itu untuk tetap bertahan dibutuhkan sikap pantang menyerah, social skill, memiliki ciri khas gaya riasan, dan menggunakan media promosi.

Namun, ia mengaku melakukan semua itu dari hati sebab telah mencintai profesi MUA. Pengalaman merintis karir sejak kuliah adalah bagian paling berkesan baginya. Sebab, semua diawali dari nol. Keuntungan yang ia dapat ketika itu pun harus diputar untuk melengkapi koleksi produk make up yang masih pas-pasan.

"Semua ini saya lakukan dengan hati karena saya mencintai profesi ini. Berawal dari hobi make up my self, make up teman-teman kuliah yang akan praktik siaran TV di kampus, kursus dan ikut workshop. Lalu terus praktik dengan berbagai jenis kulit dan juga nonton tutorial di YouTube," ucapnya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved