Kisah Inspiratif
Warga Bantul Sulap Limbah Kayu jadi Kerajinan Bernilai Tinggi
Winarno mengolah berbagai macam limbah kayu menjadi kerajinan seperti tas kayu, furniture, hingga hiasan dekorasi lainnya.
Penulis: Santo Ari | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM - Berbekal bahan baku limbah kayu, Winarno (43) menyulapnya menjadi kerajinan bernilai seni tinggi.
Beralamat di Wirokerten, Banguntapan, Bantul ia mengolah berbagai macam limbah kayu menjadi kerajinan seperti tas kayu, furniture, hingga hiasan dekorasi lainnya.
Saat ditemui Rabu (21/10/2020) Winarno menceritakan, pada awalnya ia memproduksi aksesoris seperti gelang dan kalung dari bahan kayu.
Hingga pada tahun 2015 usaha yang digelutinya tersebut jatuh dan ia mengalami kebangkrutan.
"Dari situ saya mulai berpikir untuk menggunakan limbah kayu. Karena bahan lebih murah. Karena saya harus memulai dari awal lagi dan tidak punya modal, maka cari cari bahan lebih murah agar kita tetap produksi," ujarnya.
Baca juga: Berbekal Limbah Kayu, Winarno Berhasil Ciptakan Kerajinan Bernilai Seni Tinggi
Usahanya pun membuahkan hasil dan berdirilah Marendra Craft.
Bersama empat orang pekerjanya ia menghasilkan furniture, hiasan dekorasi dan souvenir lainnya.
Produk nampan dan kotak tisu menjadi kerajinan yang paling diminati dan permintaannya tak kunjung surut.
Produk tersebut terbilang kecil, dan karena hal itu pula produk tersebut banyak diminati oleh wisatawan yang datang ke Yogyakarta.
"Karena Yogyakarta adalah kota wisata, wisatawan akan membeli barang yang mudah dibeli," ucapnya.
Ia mendapatkan bahan baku dari teman-teman sesama Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) yang rata-rata adalah eksportir mebel.
Limbah kayu dari temannya, ia beli seharga Rp 300 ribu dan setelah ia olah bisa mendapatkan omzet hingga puluhan juta.
Selain limbah dari industri, ia juga mengumpulkan limbah kayu yang hanyut di laut.
Terkait pasarnya, selama ini masih banyak bergantung di pasar lokal saja.
Namun demikian, ia pun sempat beberapa kali melakukan ekspor secara kolektif bersama teman-teman perajin lainnya.
Usahanya semakin berkembang setelah ia mendapatkan bantuan pinjaman lunak dari PT Pertamina (Persero) sebesar Rp 50 juta.
Baca juga: Wow! Kerajinan Aksesoris Tembaga Produk UMKM Dilirik New York Fashion Show
Selain mendapat bantuan dana, ia juga mendapatkan pelatihan dari Pertamina dan ditawari untuk pameran.
Hanya saja, ketika ada agenda pameran dari Pertamina, saat itu ia juga tengah disibukan dengan pemeran lain.
Ia pun berharap ke depan Pertamina dapat menyelenggarakan pameran lagi tentu saja dengan aturan baru sesuai standar protokol kesehatan.
Ia tak menampik bahwa pandemi Covid-19 ini mempengaruhi produktivitas Marendra Craft.
Sejak awal pandemi ia kehilangan pemasukan karena banyaknya pembatalan pemesanan.
Kini secara pelan tapi pasti, Winarno mulai bangkit. Kini ia tengah menyelesaikan pesanan dari Australia untuk pengerjaan wall decoration dari limbah laut.
"Kita harus terus semangat jangan pantang menyerah. Pasang surut dalam berusaha itu pasti, tapi kita tetap harus tetap optimis. Jika kita serius dan tekun pasti ada jalan. Selain itu kita harus perbanyak relasi. Karena banyak teman banyak rejeki. Dari teman kita banyak mendapat informasi yang berguna untuk mengembangkan usaha kita," ucapnya saat memberi kiat sukses. (TRIBUNJOGJA.COM)