Satu Tahun Sejak Kematian Sulli eks f(x), Ini Curhatan Sahabat dan Keluarganya
Sudah satu tahun sejak kematian Choi Jin Ri atau yang biasa dikenal dengan nama Sulli. Para penggemar, agensi, keluarga dan sahabat mengenang kematian
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Keduanya pun sering terlihat jalan bareng baik ketika disorot kamera maupun tidak. Di panggung, mereka juga terlihat dekat dan peduli satu sama lain.
Bisa dibilang, hubungan mereka layaknya kakak adik yang selalu ada satu sama lain.
Hampir satu dekade bersama, Luna merasa begitu hampa ketika dirinya mendengar kematian Sulli.
“Waktu aku mendengar dia tiada, aku duduk di jalanan dan menangis,” bukanya dalam program itu sembari berurai airmata.
Ia tak bisa menyembunyikan kesedihannya. Bagi Luna, kehilangan Sulli adalah satu kehilangan besar karena seharusnya ia bisa mengatakan dirinya begitu mencintai Sulli.
“Sebelumnya, dia sempat menelponku. Untuk pertama kalinya dalam 15 tahun, ia menggunakan bahasa informal berbicara denganku. Saat itu, ia ingin menemuiku,” tambahnya lagi.
Luna yang kini fokus menjadi penyanyi solo bercerita lebih lanjut. Ia paham bahwa apa yang disampaikan Sulli saat itu adalah sesuatu yang selalu Sulli simpan sejak lama.
“Aku meminta maaf sebagai kakaknya. Aku seharusnya yang ngomong duluan sama dia. Aku seharusnya bisa mengatakan sesuatu. Aku seharusnya bisa memberitahu dia kalau aku juga mencintainya,” jelas Luna menyeka airmata yang tak kunjung berhenti.
Meski ia dan Sulli jarang bertemu sejak tahun 2015 karena Sulli memilih untuk jadi aktris, namun keduanya tetap dekat dan melanggengkan hubungan sebagai kakak adik.

“Pas pertama kali kami tinggal serumah, Sulli sangat kesepian. Aku pun membelikannya anjing. Itu anjing pertama dia,” ucap perempuan kelahiran 1993 itu.
Dalam acara tersebut, Luna menceritakan kesedihannya yang lebih dalam. Sebulan setelah Sulli tiada, teman baik Luna bernama Lee Ji Eun juga meninggal.
“Dia sudah seperti keluarga buatku. Kami tinggal di rumah yang sama. Tidak ada teman seperti dia. Aku paham hidup dia juga susah dan menyakitkan. Kami memiliki banyak kesamaan sehingga kami saling bergantung satu sama lain,” katanya.
Ia juga berjanji dengan sahabatnya bahwa dirinya akan melewati masa-masa sulit bersama dan hidup dengan baik. “Tapi aku tidak menyangka dia akan pergi secepat itu,” tandasnya.
Di tayangan itu, Luna juga menyempatkan datang ke tempat penyimpanan abu sang sahabat. Di situ, ia menangis dan meminta maaf kepada temannya.
Selain menceritakan kisah sedih yang sempat ia alami, Luna juga membagikan kisah depresi dan gangguan panik yang dirasakan.