Samsul Bahri, Pembunuh Rangga dari Aceh yang Viral Beberapa Hari Lalu Tewas sebagai Tersangka

Karma memang berlaku untuk siapa saja, apalagi pelaku kejahatan. Kisah Rangga, bocah berusia 9 tahun yang dibunuh di Kecamatan Birem Bayeun

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Joko Widiyarso
Facebook Fadli Fajar
Foto Fadli Fajar dan Rangga yang diabadikan baru-baru ini 

TRIBUNJOGJA.COM - Karma memang berlaku untuk siapa saja, apalagi pelaku kejahatan.

Kisah Rangga, bocah berusia 9 tahun yang dibunuh di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur itu menarik perhatian banyak netizen.

Namanya sempat menjadi trending topic di Twitter, Jumat (16/10/2020) berkat aksi heroiknya yang mencoba menjauhkan si ibu, Dn (28) yang hendak diperkosa oleh Samsul Bahri (36).

Warganet semakin marah ketika tahu bahwa Rangga meninggal akibat ditebas dengan parang oleh Samsul.

Tidak sedikit warganet yang mengutuk aksi Samsul, bahkan mendoakannya mati di penjara karena perbuatannya.

Ternyata, Minggu (18/10/2020), Samsul Bahri dinyatakan meninggal. Hidupnya berakhir dengan status tersangka di Mapolres Langsa.

Mengutip Serambinews.com, sehari sebelumnya, Samsul sempat dilarikan ke rumah sakit karena mengalami sesak napas.

Selama beberapa hari di tahanan, Samsul Bahri juga sempat mengeluh sakit dan tak mau makan, sehingga sempat dibawa petugas ke RSUD Langsa untuk perawatan medis.

Kapolres Langsa, AKBP Giyarto SH SIK, melalui Kasat Reskrim, Iptu Arief Sukmo Wibowo SIK, dalam keterangan tertulis kepada Serambinews.com, Minggu (18/10/2020) Samsul Bahri meninggal dunia sekitar dini hari dikarenakan dugaan sakit sesak dan jarang mau makan.

Lalu, setelah berada ke RSUD Langsa, Samsul Bahri dilakukan tindakan medis berupa cek suhu (hasil normal 36,7), cek tensi (hasil normal 107/68), cek kadar oksigen (hasil 97 persen).

"Setelah dicek suhu, cek tensi, dan cek kadar oksigen tersangka Samsul Bahri, semuanya normal.
Petugas medis saat itu memberikan infus selama satu malam kepada tersangka Samsul Bahri," ujarnya.

Iptu Arief menambahkan, karena kondisi tersangka Samsul Bahri sudah membaik, Sabtu (17/10/2020) sekira pukul 06.00 WIB dokter memperbolehkan Samsul Bahri dibawa pulang ke Polres Langsa.

"Sejak Kamis (15/10/2020) sebelumnya tersangka Samsul Bahri mulai susah atau jarang mau makan.
Terakhir pada Sabtu (17/10/2020) sekitar pukul 20.00 malamnya, tersangka Samsul Bahri ada memakan nasi yang telah lama disediakan di sel," jelasnya.

Selanjutnya, sambung Kasat Reskrim, Sabtu (17/10/2020) sekira pukul 23.30 WIB tersangka mengeluh sesak, petugas jaga tahanan langsung melaporkan kondisi tahanan (tersangka Samsul Bahri) kepada petugas piket.

Namun disaat akan dibawa kembali ke RSUD Langsa malam itu juga, tersangka Samsul Bahri sudah terbujur kaku (diduga sudah meninggal) di dalam sel tahanan Mapolres Langsa ini.

Sehingga petugas kepolisian setempat memasuk sekitar dini hari Minggu (18/10/2020), langsung membawa tersangka Samsul Bahri ke RSUD Langsa, dan pihak medis menyatakan tersangka telah meninggal dunia.

Setelah dinyatakan meningga dunia, jenazah tersangka pembunuhan anak di bawah umur bawa pulang keluarganya dari RSUD Langsa.

Diwawancara Serambinews.com, ayah Rangga, Fadi Fajar mengaku kehilangan Rangga.

Almarhum Rangga, merupakan anak pertama Fadli Fajar.

Menurut Fadli, ia sudah berpisah dengan korban Dn (28) sekitar 2 tahun lalu. Sejak itu, almarhum Rangga dan satu orang adiknya tinggal bersama sang ayah Fadli Fajar dan kakek serta neneknya, di Medan Selayang.

"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ultah almarhum Rangga yang genap diusianya ke-10 tahun," ujar Fadli Fajar, berdarah Aceh dan Karo ini.

Kakek almarhum Rangga ternyata merupakan orang Lhokseukon, Aceh Utara dan neneknya suku Karo (orang tua Fadli Fajar).

Sambung Fadli, berapa hari setelah merayakan ultah yang ke -10 rumah Fadli di Medan Selayang, berapa hari kemudian almarhum Rangga dijemput ibunya untuk tinggal bersama di Aceh.
Waktu itu, bahwa ayahnya mengaku berat melepas Rangga ikut dengan ibunya.

"Saya dapat kabar bahwa sebelum meningal, anak saya sempat disuruh lari sama Ibunya, tapi Ia tidak mau lari dia lawan pelaku," ungkapnya.

"Setelah terkena parang ia sempat terucap, sakit, lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," ucap Fadli.

Kenang Fadli, selama duduk di bangku sekolah di salah satu SD Negeri di Medan Selayang dimana ayahnya tinggal sekarang, Rangga selalu mendapat rangking 1 dan 2.

Ia anak yang cerdas, dan diusianya itu anak lain belum tentu banyak yang sudah bisa membaca Alquran, namun ia sudah mampu membacanya.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved